RiderTua.com – Dengan finis di posisi ke-2, hanya Toprak Razgatlioglu dari BMW yang mampu membendung kekuatan Ducati di balapan (race 1) pembuka musim World Superbike di Phillip Island. Lima Panigale V4R yang ditunggangi Nicolo Bulega, Alvaro Bautista, Danilo Petrucci, Scott Redding, dan Andrea Iannone berhasil masuk 6 besar. Namun empat pabrikan yakni Yamaha, Bimota, Honda, atau Kawasaki tertinggal di belakang.
Toprak mampu mengalahkan empat pembalap Ducati, tetapi tidak memiliki peluang melawan Bulega yang tampil luar biasa. Rider tim Aruba.it Ducati itu melintasi garis finis sebagai pemenang dengan unggul 4,811 detik dari Toprak. Setelah 7 lap (dari balapan selama 20 lap), pembalap Italia itu sudah unggul 6,2 detik. Usai balapan Bulega mengaku bahwa dia hanya mengeluarkan 99 persen performanya.
Toprak Razgatlioglu : Jika Aturan Tidak Diubah Maka Nicolo Bulega akan Selalu Melaju Sendirian di Depan
Toprak Razgatlioglu mengatakan, “Saya seorang pembalap, saya tidak pernah menyerah dan akan terus bertarung. Pada awal balapan saya tidak cepat dan tidak dapat menemukan ritme saya. Setelah pit stop, motor terasa jauh lebih baik dan roda belakang saya memiliki cengkeraman yang lebih baik. Pada beberapa lap terakhir, motor saya terus melaju dan Alvaro Bautista terus mendekatiku. Itu tidak buruk, tetapi saya sudah mencapai limit.”
Tanpa adanya pit stop untuk mengganti ban, apakah Toprak akan mengalami kesulitan yang lebih besar? “Ya, tetapi rider lain juga berada dalam situasi yang sama. Hanya Bulega yang sangat kuat, sementara yang lain menghadapi situasi yang sangat mirip,” jawab rider berusia 28 tahun itu.

Toprak berhasil menempati posisi ke-2 di grid dalam kualifikasi dan finis ke-2 dalam race 1 di Phillip Island yang merupakan trek yang menurutnya paling buruk di kalender. “Motornya tidak berfungsi dengan baik, saya mengatakannya karena kami tidak secepat tahun lalu. Kami lebih lambat. Jika motor saya seperti motor tahun lalu, saya mungkin dapat dengan mudah mengejar Bulega dalam balapan. Sekarang saya selalu memacu motor hingga batas maksimal sepanjang waktu, motor saya terus-menerus mengalami selip, saya mencari cengkeraman dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendarainya. Itu tidak mudah, itu sangat sulit. Saya tidak punya apa-apa lagi dan saya mengerahkan segala yang saya bisa untuk menyeimbangkan motor,” jelas rekan setim Michael van Der Marks itu.
Ganti Regulasi
Sebelum balapan seri ke-2 di Portimao pada akhir Maret mendatang, tes selama 2 hari akan berlangsung di lintasan yang sama dua pekan sebelumnya. “Saya butuh hal-hal baru untuk itu. Dari luar mungkin tidak bisa dipahami tetapi bagi saya semua yang ada di motor berbeda sejak aturan diubah,” tegas Toprak.
Apakah mustahil bisa mempertahankan gelar dunia dengan model homologasi tahun ini? “Sepertinya akan sulit bagi saya. Saya tidak tahu seperti apa balapan nanti di Eropa. Saat ini bagi saya tampaknya tidak akan mudah untuk melawan Bulega. Jika Dorna ingin melihat pertarungan, maka saya butuh motor lama saya kembali. Jika keadaan tetap seperti ini, maka Bulega akan selalu sendirian di depan. Saat ini keseimbangannya tidak bagus, sesuatu harus berubah. Bulega juga akan kuat di Eropa, dia sangat kuat,” pungkas Toprak kecewa.
Sebagai informasi, pada 20 Januari promotor Dorna mengubah peraturan dan BMW tidak lagi diizinkan menggunakan sasis ‘spesial’ dari tahun sebelumnya.