RiderTua.com – Meski menjabat di divisi off-road Ducati sejak tahun lalu, Paolo Ciabatti memuji kinerja pabrikannya pada tahun lalu. Saat itu mereka memenangkan 19 dari 20 balapan, kecuali di Austin yang dimenangkan oleh Vinales dengan Aprilia. Ia menjelaskan kalau Ducati telah menunjukkan sebagai motor yang menjadi acuan di grid.
Ciabatti sepertinya memperkirakan adanya persaingan internal antara Marquez dan Bagnaia karena ia menginginkan yang terbaik untuk Ducati. Selama pengembangan dan pemilihan konfigurasi motor yang akan digunakan, saling akur satu sama lain sudah menjadi pemandangan biasa, karena mesin yang akan dibekukan tahun ini juga bakal dipakai untuk tahun depan. Banyak hal yang akan berubah nanti, tapi ia yakin timnya akan mempertahankan tingkat ketepatan yang diharapkan dari dua juara dunia tersebut.
Paolo Ciabatti: Saya Ingin Melihat Kejuaraan yang Lebih Seimbang
Ia merasa senang dengan apa yang dicapainya di MotoGP selama sebelas tahun. Saat itu Ciabatti memiliki tujuan untuk memenangkan gelar juara dunia setelah sebelumnya mencapai 6 gelar juara di WSBK. Namun momen tersebut tidak pernah datang selama tahun 2017, 2018, 2019 dan 2021 karena mereka hanya bisa finis di posisi runner-up, seakan seperti ‘kutukan’ bagi mereka. Akhirnya Ducati Corse memenangkannya di tahun 2022 dan itu sudah cukup baginya, namun mereka melakukannya lagi di tahun selanjutnya.
Ciabatti kemudian berpikir itu menjadi waktu terbaik untuk membuka lembaran baru dan menghadapi tantangan profesional lain yang menggairahkannya, mungkin menjadi yang terakhir mengingat usianya saat ini. Ia juga punya keinginan untuk membawa Ducati ke ajang motocross, dan ia ingin mereknya memenangkan kejuaraan tersebut.

Ia mengaku kalau ia melihat sedikit tes pramusim yang dilakukan di Sepang, tapi karena ia sibuk dengan ajang MXGP ia tidak bisa melihatnya secara keseluruhan. Meskipun begitu, Ciabatti melihat Yamaha memulainya dengan kuat melalui Fabio Quartararo, bahkan ia sendiri terkejut dengan penampilan pembalap berusia 25 tahun tersebut disana.
“Memang benar bahwa lintasan tersebut cukup istimewa. Kita juga pernah melakukannya dengan baik di sana dulunya, sebelum mengalami beberapa kejutan yang tidak begitu positif di balapan berikutnya, seperti di tahun 2017 dan 2018 lalu. Massimo Bartolini bekerja untuk kami dan menjadi teknisi yang sangat cakap, jadi saya tidak terkejut ia telah berhasil bersama dengan tim teknis untuk membuat perubahan yang membuahkan hasil setelah setahun bekerja sama pada proyek yang sudah ditentukan,” kata Ciabatti.
Kompetisi di MotoGP memang dibutuhkan bagi Ciabatti, karena dengan adanya lima pabrikan yang kompetitif sudah cukup bagus. Ia merasa senang dengan yang dicapai oleh tim setelah melalui berbagai usaha dan kerja keras, terutama pada tahun lalu. Meski begitu, sedikit pertarungan tambahan bisa memberikan nilai lebih pada hasil yang didapat nanti.
“Tahun lalu di Sprint Race seri Thailand, delapan motor Desmosedici masuk ke peringkat delapan besar. Sedikit keberagaman bisa menjadi sesuatu yang bagus, terlebih dengan regulasi saat ini yang sudah membantu Yamaha dan Honda untuk memperkecil jarak. Jadi menurutku kejuaraan dunia yang lebih seimbang akan sangat bagus dimana Ducati tetap menjadi pemenang,” tutup Ciabatti.