RiderTua.com – Enea Bastianini terus berusaha untuk beradaptasi dengan KTM RC16, motor yang menghadirkan tantangan yang jauh berbeda dengan Ducati yang dikendarainya dalam beberapa tahun terakhir. Selama dua hari tes pramusim di Buriram, pembalap asal Italia tersebut merasa kesulitan dalam menyesuaikan gaya balapnya dengan kekhasan motor Austria ini, sehingga memengaruhi performanya di lintasan.
Meski ada beberapa kemajuan, konsistensi tetap menjadi kendala utamanya, suatu masalah yang ia harap dapat diatasi sebelum musim dimulai. Ia membandingkan performanya dengan Pedro Acosta, yang berhasil memaksimalkan potensi dari motor KTM. Bastianini berusaha menemukan keseimbangan yang tepat antara adaptasi pribadinya dan penyesuaian teknis yang diperlukan pada motornya.
Enea Bastianini : Dengan Meniru Gaya Balap Acosta, Sesuatu Mulai Berhasil
Bastianini mengaku kesulitan yang dihadapinya dalam proses adaptasi…”Sangat sulit selama dua hari tes, karena kita telah mencoba banyak hal, dan pada titik tertentu, saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Hari ini saya mencoba melakukan pengaturan ulang, memulainya lagi, dan mencoba memahami arah yang harus diikuti. Seperti kemarin, sesuatu muncul di akhir tes, tetapi kita masih jauh dari itu, dan saya belum bisa konsisten. Itulah masalah terbesarnya sekarang, dan saya berharap kita menemukan sesuatu sebelum balapan dimulai, terutama dalam hal konsistensi, yang menjadi kekurangan kami.”
Rekan setim Maverick Vinales kemudian merinci kesulitan yang dihadapinya yaitu menemukan titik referensi yang tepat saat pengereman, sebuah faktor kunci yang masih memengaruhi adaptasinya terhadap KTM. “Ini adalah kombinasi dari berbagai hal, karena jika mencoba mengerem sedikit lebih lambat, saya melaju terlalu jauh. Jika mencoba mengerem lebih awal, saya gagal melaju. Saya belum memiliki referensi yang jelas, dan iinilah yang saya lewatkan karena membuat semuanya menjadi lebih sulit. Saya sudah tahu sejak kemarin bahwa hari ini akan menjadi hari yang sulit, tetapi akhirnya saya berhasil melakukan ‘time attack’ dengan catatan waktu yang lumayan bagus dibandingkan dengan kemarin dan pagi ini. Itu berarti kami sudah membuat langkah maju yang kecil.”

Selanjutnya ia menekankan pentingnya bekerja sama dengan KTM untuk menemukan keseimbangan yang bisa membuatnya merasa lebih nyaman di atas motor. “Saya pikir itu harus menjadi pekerjaan bagi kedua belah pihak, dalam arti lain saya mencoba menyesuaikan gaya balap semaksimal mungkin, namun gayanya sangat berbeda. Saya akan mencoba melakukan sesuatu untuk membuat motor sedikit lebih dekat yang kubutuhkan, tetapi sejauh ini kita telah melakukan yang sebaliknya, bergerak ke arah yang berlawanan dari apa yang kita pikirkan. Kurang lebih apa yang telah kita lakukan berhasil, dan jika caranya semudah itu, maka itu sudah cukup untuk selalu melakukan yang sebaliknya dari apa yang kita pikirkan.”
Pembalap Italia tersebut telah menganalisa pendekatan motor yang dilakukan oleh rekan satu mereknya, Pedro Acosta, dimana ia telah berhasil memaksimalkan karakteristik motor KTM, dan inilah yang mulai ditiru oleh Bastianini untuk meningkatkan performanya. “Acosta cukup menarik karena ia berhasil memaksimalkan motor ini. Ia telah mengendarainya selama setahun dan baru mengendarai motor ini, karena dia membuat perbedaan dari mulai area tengah tikungan hingga keluar tikungan. Disitulah saya mencoba mempertahankan kecepatan, sementara Acosta menghentikan motor (braking) dan mencoba menegakkan kembali motornya dengan cepat. Kita memulainya dengan set-up yang jauh berbeda dan berlawanan, karena saya mencoba melaju dengan caraku sendiri, tetapi tidak berhasil. Jadi saya mulai melakukan sedikit seperti yang Acosta lakukan dan sesuatu mulai berhasil.”