RiderTua.com – Fabio Quartararo naik ke MotoGP dan bergabung dengan Yamaha di tim Petronas pada 2019. Lin Jarvis mengatakan, “Membawa Fabio ke tim Petronas adalah keputusan yang sebagian besar dibuat oleh tim Petronas saat itu. Itu adalah langkah yang berani mengingat Fabio tidak moncer di kelas Moto3 dan Moto2. Tapi dia mampu mengalahkan rekan setimnya Franco Morbidelli di tahun pertamanya dan kemudian kami bernegosiasi dengannya untuk bergabung ke tim pabrikan.”
Pada 2021, kedatangan El Diablo membuat Yamaha harus memindahkan Valentino Rossi ke tim Petronas yang kemudian menjadi musim terakhirnya di MotoGP.
Lin Jarvis Mengaku Yamaha Alami ‘Pilihan Sulit’ Saat Harus Memindahkan Rossi ke Tim Satelit
Lin Jarvis menjelaskan, “Ketika Fabio Quartararo datang ke tim pabrikan, kami harus memindahkan Valentino karena dia berada di penghujung kariernya. Tetapi pada akhirnya keputusan itu terbukti tepat, karena begitu Fabio bergabung dengan tim pabrikan dia langsung melesat dan meraih gelar dunia di tahun pertamanya.”
Jarvis menggambarkan periode ini sebagai masa yang menarik karena Yamaha harus membuat keputusan sulit dan penuh perhitungan agar masa transisi berjalan mulus. Mereka juga harus menjaga keseimbangan antara menghormati Rossi yang meninggalkan banyak ‘warisan’ untuk MotoGP dan Yamaha itu sendiri sekaligus mendukung bakat muda seperti Quartararo yang dianggap sebagai masa depan tim.

3 tahun kemudian atau tepatnya pada 2024, Quartararo menjadi pebalap MotoGP dengan gaji tertinggi (12 juta Euro/sekitar Rp 206 miliar per tahun) setelah menandatangani kontrak baru untuk jangka panjang dengan Yamaha. Sebagai informasi, selama 3 tahun terakhir atau sejak terakhir Quartararo meraih gelar, Yamaha mengalami kesulitan yang membuat El Diablo berniat untuk meninggalkan pabrikan yang bermaskas di Iwata Jepang itu. Untuk itulah, Yamaha ‘merayu’nya dengan gaji selangit agar Quartararo mau bertahan.
Pada 2022, upaya Quartararo mempertahankan gelar digagalkan oleh Pecco Bagnaia (Ducati) di seri terakhir di Valencia di saat performa motornya mulai menurun. Kemudian dalam 2 tahun terakhir rider asal Prancis itu tidak mampu bertarung di barisan depan. Meski begitu dia tetap optimis, Yamaha dapat kembali ke jalur kemenangan. Selain itu mulai 2025 Yamaha akan mendapat tim satelit dengan Pramac dan menambahkan jumlah kehadiran mereka di grid dari 2 menjadi 4 motor.