RiderTua.com – Final musim di Barcelona menjadi kesempatan terakhir bagi Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo) untuk merebut gelar dunia dari rivalnya Jorge Martin (Pramac Ducati) yang berhasil memuncaki klasemen. “Ini akan sulit, kita lihat saja nanti. Dalam hal ini tekanan sangat berperan, kita harus menunggu sampai hari Minggu. Kita harus melakukan apa yang selalu kita lakukan, bersenang-senang dan menang,” kata Bagnaia sebelum balapan di Barcelona.
Kemudian Davide Tardozzi mencoba menenangkannya. “Pecco, dunia tidak akan berakhir di sini,” ujar Manajer tim Ducati Lenovo itu.
Ducati Yakin Nomor #1 akan Kembali ke Mereka
Sebelum balapan, Pecco Bagnaia sempat melihat motor 2025 yang akan dikendarainya saat tes pasca-musim pada hari Selasa (19 November). “Saya melihat fairing pada motor yang akan digunakan untuk tes, sangat cantik. Namun, di sebelahnya ada stiker dengan nomor 63,” ungkap rider Italia berusia 27 tahun itu sambil merenungkan kemungkinan kehilangan nomor #1 dalam perebutan gelar melawan Martin.
Namun akhir pekan di Catalunya diawali dengan ketidakberuntungan ketika Pecco mengalami crash di akhir FP1 pada hari Jumat setelah terlibat insiden dengan Maverick Vinales. “Saya mengerem, saya tersedot dalam slipstream dan saya kehilangan kendali bagian depan. Saya menghantam bagian samping dengan keras, saya tidak percaya saya bisa melukai diri sendiri seperti itu,” ungkap murid Valentino Rossi itu dengan emosional setelah insiden tersebut.

Sejurus kemudian Pecco bisa kembali tenang dan rencana untuk akhir pekan di Barcelona menjadi jelas. “Kami tidak punya banyak strategi, kami mencoba meraih pole position, serta memenangkan sprint race dan balapan pada hari Minggu. Kami tidak punya alternatif, Pecco bisa melakukannya. Kami tetap tenang dan percaya diri dengan kemampuannya,” jelas Davide Tardozzi.
Pada akhirnya Pecco Bagnaia meraih pole position dan memenangkan sprint race, sementara Martin finis di posisi ke-3. “Menurutku itu adalah balapan termudah tahun ini,” kata rider yang tinggal di Pesaro itu setelah memenangkan sprint.
Keputusan gelar pun diambil pada balapan terakhir pada hari Minggu. “Kami tidak bisa melakukan lebih dari itu, kami jelas lebih cepat dari yang lain. Saya tidak akan memperlambat yang lain, itu jelas. Apa pun yang akan terjadi, akan terjadi,” tegas Pecco.
Sebelum balapan yang menentukan, garasi tim pabrikan Ducati sempat tegang. “Ini benar-benar emosional, bahkan bagi kami para teknisi,” tegas Gigi Dall’Igna (GM Ducati Corse).
Sementara itu Mauro Grassilli (direktur olahraga Ducati) mengatakan, “Ini adalah situasi yang belum pernah saya alami sebelumnya.”
Francesco Bagnaia sukses memenangkan Grand Prix hari Minggu, yang merupakan kemenangan GP ke-11 nya pada 2024 dan Jorge Martin dinobatkan menjadi juara dunia. “Kemenangan saya penting, tetapi Jorge adalah orang yang benar-benar membuat perbedaan,” kata Pecco.
Tahun depan Martin akan pindah ke Aprilia, ini artinya nomor#1 ada di pihak mereka. “Tentu saja itu mengganggu saya. Tetapi saya tenang karena saya tahu kemampuan pembalap kami, apa yang dapat kami lakukan, dan performa motor kami. Saya cukup yakin bahwa nomor #1 akan kembali kepada kami,” pungkas Tardozzi.