RiderTua.com – Jorge Martin berhasil meraih impiannya menjadi Juara Dunia MotoGP. Gelar ini menjadikannya pembalap pertama dalam sejarah yang meraih gelar MotoGP bersama tim Satelit (Pramac Ducati). Tahun depan dia pindah ke Aprilia dan sejauh ini belum memutuskan apakah akan menggunakan nomor #1. Yang pasti Martin ingin dikenang sebagai legenda MotoGP sejajar dengan nama-nama besar seperti Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Valentino Rossi dan Marc Marquez.
Martin memulai karirnya di MotoGP pada 2021 bersama tim Pramac Ducati dan langsung meraih kemenangan perdana di GP Austria di Red Bull Ring pada musim debutnya. Dalam beberapa tahun berikutnya dia menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, bahkan bersaing ketat melawan pembalap tim pabrikan Pecco Bagnaia pada 2023. Meski waktu itu harus puas hanya menjadi runner-up, tapi pada 2024 dia sukses meraih gelar dunia MotoGP mengalahkan Pecco yang menorehkan 11 kemenangan dalam satu musim.
Jorge Martin : Saya Ingin Menjadi Legenda MotoGP Seperti Lorenzo, Pedrosa, Rossi, dan Marquez
Di musim 2024, Jorge Martin merayakan 3 kemenangan dan 12 podium serta 7 kemenangan dalam sprint race. “Rasanya sulit dipercaya. Usai balapan saya sangat emosional dan bahkan menangis di malam hari. Saya ingat masa-masa sulit yang harus saya lewati seperti ketika cedera parah di Portimao 2021 yang membuat saya harus terbaring selama satu bulan penuh. Namun saya bekerja keras dan pantang menyerah hingga saya meraih juara dunia. Itu benar-benar luar biasa,” ungkap rider asal Madrid Spanyol itu.

Yang membuat gelar yang diraihnya semakin spesial adalah karena Martin berhasil mengalahkan dua juara dunia yakni Pecco Bagnaia dan Marc Marquez. “Pecco berada di puncak performanya dengan meraih 11 kemenangan. Sementara Marquez, meski hanya dengan GP23 yang belum sempurna dia sudah tampil pada batas maksimalnya. Saya bangga bisa mengalahkan keduanya,” ujar Martinator sambil tersenyum.
Pada 2025 Martin akan membalap untuk tim pabrikan Aprilia bersama Marco Bezzecchi. Sebuah langkah ‘nekat’ untuk mempertahankan juara dunia bersama pabrikan berbeda. “Hal pertama yang harus saya lakukan adalah memahami potensi motor yang sebenarnya. Karena terkadang RS-GP sangat cepat dan tak terkalahkan, tetapi di trek lain motor itu sangat sulit,” ungkap rider berusia 26 tahun itu.
Untuk musim depan, Martin tidak memasang target yang muluk-muluk. “Tahun depan target saya sederhana saja yakni berkembang setiap hari. Jika menang yang syukur jika hanya finis ke-5 juga tidak masalah. Gelar dunia adalah impian saya dan itu adalah anugerah. Apakah saya mampu memenangkan 2, 3, atau 5 gelar? Kita lihat saja nanti. Saya masih muda dan masih ada waktu 6, 8, atau 10 tahun ke depan,” imbuh Martin.
Martin belum memutuskan apakah akan menggunakan nomor #1 tahun depan.”Menggunakan nomor #1 adalah tanggung jawab besar dan tidak banyak pembalap yang berhasil mempertahankan gelar dengan nomor itu.Tapi saya masih punya waktu hingga bulan Februari untuk memutuskan,” ujar Martin.