Home MotoGP Gigi Dall’Igna : Pecco Lebih Diistimewakan? Anggapan Itu Terbantahkan dengan Gelar Dunia...

    Gigi Dall’Igna : Pecco Lebih Diistimewakan? Anggapan Itu Terbantahkan dengan Gelar Dunia yang Diraih Martin

    Gigi DallIgna - Pecco Bagnaia - Davide Tardozzi
    Gigi DallIgna - Pecco Bagnaia - Davide Tardozzi

    RiderTua.com – Kesuksesan Ducati di MotoGP musim 2024 kembali menegaskan kekuatan proyek Desmosedici yang dipimpin oleh Gigi Dall’Igna (General Manajer Ducati Corse). Musim 2024 menjadi catatan bersejarah bagi pabrikan asal Borgo Panigale itu dan mengukuhkan dominasi mereka untuk 3 tahun berturut-turut. Setelah Jorge Martin berhasil meraih gelar dunia bersama tim Pramac, Dall’Igna tidak hanya mengapresiasi pencapaian ini tetapi juga menyoroti filosofi kesetaraan yang selalu dia pegang teguh.

    Ducati mendominasi klasemen akhir MotoGP dengan menempatkan 4 pembalapnya di peringkat teratas dengan Jorge Martin, Pecco Bagnaia, Marc Marquez, dan Enea Bastianini. Bahkan 19 dari 20 Grand Prix musim ini dimenangkan oleh pembalap Ducati, begitu pula 17 sprint race. Dalam 14 seri, podium sepenuhnya dipegang oleh Desmosedici.

    Gigi Dall’Igna : Pecco Lebih Diistimewakan? Anggapan Itu Terbantahkan dengan Gelar Dunia yang Diraih Martin

    “Meraih gelar juara dunia pembalap untuk ketiga kalinya berturut-turut adalah hal yang luar biasa. Ini membuktikan kekuatan proyek Ducati yang konsisten. Jorge Martin menutup musim yang luar biasa dan layak mencatatkan namanya dalam sejarah. Pecco Bagnaia juga memberikan performa luar biasa, menciptakan persaingan yang mendorong keduanya menjadi lebih baik. Inilah yang kami yakini,” ujar Gigi Dall’Igna dengan bangga.

    Gigi DallIgna - Jorge Martin - Pecco Bagnaia
    Gigi DallIgna – Jorge Martin – Pecco Bagnaia

    Salah satu aspek menarik dari keberhasilan Ducati adalah filosofi kesetaraan yang diterapkan oleh Dall’Igna. Dia memastikan setiap pembalap mendapatkan perlakuan yang sama, baik dari segi teknis maupun dukungan tim. “Ini adalah olahraga dan penting untuk menjaga semangat sportivitas. Bagi saya, pembalap terbaik yang harus menang,” tegas insinyur jenius asal Italia itu.

    Meskipun ada spekulasi bahwa sebagai pembalap pabrikan, Bagnaia akan mendapat keistimewaan dalam perebutan gelar melawan Martin, Dall’Igna membantah keras hal tersebut. Martin pun mengonfirmasi bahwa dirinya tidak pernah merasa dirugikan selama musim berlangsung.

    Musim 2024 juga menandai akhir dari kemitraan 20 tahun antara Ducati dan Pramac Racing. Mulai tahun depan, tim yang dipimpin oleh Paolo Campinoti itu akan menggunakan Yamaha. “Kemenangan ini adalah cara terbaik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Pramac Racing, tim yang luar biasa dan profesional. Terima kasih untuk dua dekade kerja sama yang harmonis,” kata Dall’Igna.

    Sukses di Berbagai Ajang Balap

    Selain MotoGP, Ducati juga berjaya di kejuaraan berbasis produksi. Mereka merebut gelar juara di Supersport World Championship melalui Adrian Huertas, sekaligus memenangkan gelar konstruktor. Di World Superbike, Ducati kembali menjadi juara tim dan konstruktor bersama Aruba Racing, meskipun gelar dunia pembalap diraih oleh Toprak Razgatlioglu dari BMW.

    Dominasi Ducati di MotoGP mencerminkan keunggulan mereka dalam pengembangan teknologi dan strategi balapan. Dengan filosofi tim yang kuat dan pembalap-pembalap berbakat, Gigi Dall’Igna optimis menghadapi musim baru. Tahun 2024 telah berakhir dengan penuh prestasi dan Ducati siap melanjutkan kejayaannya di lintasan balap dunia.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini