RiderTua.com – Jorge Martin mengakui tekanan besar yang dirasakannya di sesi kualifikasi menjelang balapan final di Barcelona. Meski memulai hari dengan performa bagus pada sesi FP1 dan mencatatkan waktu lap yang cukup solid, sesi time trial yang penting menjadi ujian mental bagi pembalap Pramac Ducati tersebut.
Dengan membukukan catatan waktu terbaik di awal sesi pagi hari dan berada di posisi ke-5 di FP1, Martinator tampil sesuai target. Sementara itu rival terdekatnya Pecco Bagnaia mencatatkan waktu yang lebih lambat di lintasan yakni hanya berada di posisi ke-7 di FP1. Namun Martin mengungkapkan bahwa sesi kualifikasi yang berlangsung 1 jam terasa sangat melelahkan dan penuh tekanan.
Jorge Martin Akui Adanya Tekanan : Ada Banyak Kekacauan di Pit
“Sesi yang aneh. Kami bekerja lebih banyak dari biasanya karena harus mencoba beberapa pilihan ban tambahan dari Michelin. Hanya dalam waktu singkat informasi yang masuk terlalu banyak. Ditambah lagi, jika kita sedikit lebih gugup dari biasanya seperti yang saya alami dalam situasi ini, itu membuat semuanya semakin sulit,” ungkap Jorge Martin.

Tekanan itu tampak jelas saat mendekati akhir sesi. Jorge Martin sempat kesal ketika mendapati kru utamanya Daniele Romagnoli tidak berada di pit seperti biasanya. “Saat saya masuk pit, saya ingin bicara dengan Daniele seperti biasa, tetapi dia tidak ada. Ada terlalu banyak kekacauan di pit, dan saya hanya ingin semuanya berjalan normal. Ketika Gino (Borsoi) mencoba berbicara dengan saya, itu membuat saya semakin gugup,” tambah rider asal Madrid Spanyol itu.
Meski demikian, di atas lintasan Martin tetap menunjukkan ketenangan. Dia berhasil menghindari dua insiden nyaris jatuh yang disebabkan oleh kurangnya cengkeraman, terutama di sisi kiri ban depan. “Hari ini grip lintasan terasa jauh lebih buruk dibandingkan balapan sebelumnya (Mei lalu). Ini membuat saya kurang nyaman dan mengurangi kemampuan saya untuk menunjukkan performa maksimal,” ujar rekan setim Franco Morbidelli itu.
Meskipun sesi hari Jumat tidak sempurna, Jorge Martin tetap optimis. Dia percaya telah memahami kelemahan yang ada dan menemukan solusi untuk meningkatkan performanya di sisa balapan. “Kami tahu di mana letak masalahnya hari ini, dan kami sudah punya ide untuk memperbaikinya,” jelas rider berusia 26 tahun itu.
Dengan kemenangan di sprint race pada hari Sabtu, Martin berpeluang besar menyegel gelar dunia MotoGP 2024. “Besok, saya akan turun ke lintasan dan sepenuhnya mengandalkan insting saya,” tegas putra Angel Martin itu.
Kemenangan di sprint race akan memastikan Martin meraih gelar dunia, bahkan sebelum balapan utama berlangsung. Jika dia berhasil menambah 3 poin dari Pecco Bagnaia, kemenangan akan dirayakan di garasi Pramac Ducati. Kini, semua mata tertuju pada Jorge Martin untuk melihat apakah dia dapat mengatasi tekanan dan mencetak sejarah di MotoGP musim ini.