RiderTua.com – Marco Bezzecchi, salah satu pembalap muda berbakat MotoGP, akan mengucapkan selamat tinggal pada tim VR46 setelah Grand Prix terakhir tahun ini. Perjalanan Bezzecchi di MotoGP dimulai pada tahun 2022 bersama tim VR46 yang telah menjadi tempat pertumbuhannya di kelas utama. Setelah balapan amal Gran Premio Solidario Motul Barcelona, Bezzecchi akan resmi bergabung dengan Aprilia dan berlabuh di garasi yang sama dengan Jorge Martin.
Momen Emosional Marco Bezzecchi: Mengakhiri Perjalanan Bersama VR46 dan Menuju Aprilia
Di ajang EICMA, Bezzecchi mengungkapkan perasaannya kepada MotoSprint tentang musim yang penuh tantangan. Ia mengakui bahwa tahun ini cukup sulit baginya, terutama karena beberapa kendala teknis, seperti penggantian ban yang memengaruhi performanya. Bezzecchi berjuang untuk menyesuaikan diri dengan masalah-masalah yang muncul, dan meskipun ia bisa mengatasinya di beberapa sirkuit, di lintasan lain ia menemui kendala yang lebih besar. Namun, di balik segala tantangan, ia menyadari bahwa situasi sulit seperti inilah yang paling membantunya untuk berkembang dan mematangkan kemampuannya.

Balapan berikutnya di Barcelona adalah kesempatan yang ditunggu-tunggu Bezzecchi, mengingat ia menyukai lintasan tersebut. Dibandingkan dengan Valencia yang lebih kecil, Barcelona memberi ruang lebih luas untuk mengeluarkan potensi maksimal motor di MotoGP. Momen ini juga akan menjadi balapan terakhirnya dengan tim VR46, dan Bezzecchi sudah mempersiapkan beberapa kejutan untuk membuat perpisahannya menjadi momen yang tak terlupakan. Ia mengaku bahwa ia akan merindukan suasana kerja bersama para kru, yang selama ini tidak hanya menjadi tim tetapi juga teman seperjalanan di lintasan.
Bezzecchi dan Perjalanan Kariernya: Pindah Tim, Kenangan VR46, dan Tantangan Baru
Seiring dengan balapan terakhir musim ini, perebutan gelar juara dunia juga semakin memanas antara Pecco Bagnaia dan Jorge Martin. Bezzecchi menyebut bahwa ini akan menjadi pertarungan yang sulit bagi Bagnaia karena ia harus mengejar ketertinggalan poin, sementara Martin tampil sangat kuat. Meski Bezzecchi secara pribadi lebih memilih Bagnaia sebagai juara, karena kedekatan mereka sebagai sesama orang Italia dan teman, ia tidak memungkiri bahwa Martin pantas mendapat gelar tersebut dengan performanya yang luar biasa musim ini.
Untuk menghadapi tekanan besar dalam perebutan gelar, Bezzecchi hanya bisa menyarankan agar Bagnaia tetap tenang dan menikmati balapan. Sebagai juara dunia dua kali, Bagnaia memang memiliki kemampuan, tetapi tekanan tinggi sering kali membuatnya sulit untuk tetap fokus.
Ketika ditanya tentang balapan sprint yang semakin penting, Bezzecchi mengakui bahwa tahun ini tantangannya bertambah berat. Awalnya, ia menikmati sprint ketika semuanya berjalan lancar, namun belakangan ia merasa kesulitan dengan kendala teknis, terutama dalam hal penggantian ban. Sprint yang membutuhkan ketajaman sejak awal membuatnya tidak bisa tampil secepat yang diharapkan, sehingga musim ini ia merasakan tantangan yang berbeda.
Bezzecchi juga berbicara tentang ajang 100km dei Campioni, sebuah acara yang diadakan setiap akhir musim MotoGP sebagai perlombaan khusus para juara. Ia berharap cuaca bersahabat pada Januari mendatang, karena biasanya musim dingin cukup menusuk. Event ini selalu menjadi puncak tahunannya dan momen menyenangkan bagi para pembalap.
Dengan segala persiapan dan keputusan besar yang diambil, Bezzecchi kini siap menghadapi babak baru dalam kariernya bersama Aprilia, sembari tetap membawa kenangan manis dari VR46, tim yang telah membentuk dirinya sebagai pembalap MotoGP yang tangguh.