RiderTua.com – Pedro Acosta adalah ‘rookie sensasional’ di kejuaraan dunia MotoGP musim 2024. Rider Spanyol itu memiliki keistimewaan dalam banyak hal. Dalam hal olahraga, pada 2020 dia memenangkan Red Bull Rookies Cup, pada 2021 Acosta meraih gelar di Kejuaraan Dunia Moto3 dan 2 tahun kemudian dia memenangkan gelar Moto2.
Untuk itulah dia banyak diminati oleh semua pabrikan di MotoGP, sehingga memaksa KTM untuk segera membawanya ke kelas utama. Jika pabrikan asal Austria itu tidak melakukanya, bisa saja Acosta meninggalkan KTM. Namun KTM menyadari bahwa mereka memiliki berlian berharga yang ada di rumah mereka sendiri.
Acosta tidak hanya luar biasa dalam hal olahraga. Dia juga memiliki kepribadian ala barat yang suka blak-blakan. Karena menurutnya, balapan sebagai duel terus-menerus melawan para rivalnya. “Saya tidak datang ke balapan untuk bersenang-senang, tetapi untuk berkompetisi,” tegas rookie dari tim GASGAS Tech3 itu.
Sebagai informasi, dia juga tidak akrab dengan Jorge Martin atau Aleix Espargaro meskipun sama-sama dimanajeri Albert Valera. Itulah Pedro Acosta.
Pedro Acosta Sering Crash : Baju Balap yang Rusak Diperbaiki Bukan Diganti yang Baru
Tidak seperti pembalap kebanyakan, Pedro Acosta mengetahui sejarah kejuaraan dunia balap motor dengan sangat baik. Rider berusia 20 tahun itu pernah menyaksikan balapan yang diikuti legenda-legenda seperti Eddie Lawson, Kevin Schwantz, dan lainnya, dari masa ketika orang tuanya bahkan mungkin belum saling mengenal.
Ayahnya adalah seorang nelayan sederhana asal Mazarron Spanyol, yang suka ‘meracuni’ putranya dengan video balapan bersejarah yang selalu mereka tonton bersama saat Acosta masih kecil. Menariknya, ketika Pedro ingin menyoroti manuver pengereman yang dilakukan pembalap lain, biasanya dia akan membandingkannya dengan duel sengit antara Schwantz melawan Wayne Rainey di Hockenheim. Duel ini merupakan salah satu yang paling ikonik dalam sejarah balap motor.

BTW, ketika Acosta ditanya berapa banyak baju balap yang dia gunakan musim ini, mengingat dia banyak sekali crash dalam musim debutnya di MotoGP? “Cukup banyak. Itu tidak masuk hitungan, bukan? Tidak. Tentu saja ada beberapa, tetapi selain crash di Austria, di mana baju balap saya benar-benar robek, crash lainnya tidak terlalu parah,” jawabnya.
Apakah baju balapnya diperbaiki atau selalu mendapatkan baju balap baru? “Tidak, baju balap saya diperbaiki,” jawab Acosta.
Sebagai rookie, apakah mengendarai motor MotoGP lebih sulit dari yang dia bayangkan? “Tidak, tidak satu pun. Tetapi saya menemukan banyak hal baru, yang menurut saya tidak akan begitu menentukan. Saya datang ke MotoGP dari Moto2 sebagai kelas balap yang sangat sederhana. Karena motor Moto2 tidak memiliki kontrol traksi, tidak ada fungsi anti-wheelie, sekarang setidaknya kita dapat menaikkan dan menurunkan gigi tanpa menggunakan kopling,” ujar Acosta.
Rekan setim Augusto Fernandez itu menjelaskan, “Kami adalah pembalap yang tidak begitu mengerti tentang elektronik di level ini. Di awal tahun, mereka memberi saya apa yang mereka anggap terbaik. Namun saat mulai memahami dan mengetahui apa yang lebih atau kurang yang kita butuhkan, kita menyadari bahwa kita membuat langkah maju yang besar dalam hal kecepatan.”
Apakah sekarang Acosta meminta tim untuk memperbaiki hal-hal tertentu? “Saya menuntut lebih dari yang saya lakukan mungkin 7 seri lalu. Terutama sejak mereka mengubah sistem telemetri. Dengan itu, kami mengambil langkah maju yang besar dan kami memahami apa yang kurang lebih saya butuhkan. Tidak banyak waktu di balapan akhir pekan MotoGP karena kita harus langsung kompetitif pada Jumat sore. Menurutku mereka memahami apa yang saya butuhkan untuk menjadi cepat, baik dalam pengereman maupun akselerasi. Itu adalah perubahan yang sangat penting yang memungkinkan kami bereaksi secepat yang kami lakukan sekarang,” ungkap Acosta.
Setelah finis di posisi ke-3 di Portugal dan posisi ke-2 di Austin (seri kedua dan ketiga musim ini) semua bertanya kapan Pedro Acosta meraih kemenangan pertamanya? “Yah, itu memakan waktu lebih lama dari yang saya inginkan, karena podium di COTA Amerika itu nyata dan bukan sesuatu yang pasti. Maverick Vinales mengalahkan saya, tetapi itu adalah podium pertama saya yang sebenarnya di MotoGP,” kata Acosta.
Apakah Acosta berpikir kemenangan akan segera datang? “Saya akui, saya memiliki ekspektasi yang tinggi untuk GP Jerez karena setelah melihat apa yang telah dilakukan Brad Binder dan Jack Miller dan penampilan bagus Dani Pedrosa tahun sebelumnya. Pada akhirnya, hasilnya tidak sesuai dengan harapan kami. Namun kami semakin dekat dengan target. Setiap kali saya mengendarai motor, saya merasa semakin kompetitif. Sedikit demi sedikit, saya semakin cepat. Mungkin ini bukan cara termudah, tetapi kami akan mencapai tujuan kami,” jawab rider berjuluk Hiu Mazarron itu.

Dulu, Acosta pernah mengatakan, “Sama, seperti KTM menuntut banyak hal dari saya, saya juga menuntut banyak hal dari mereka.” Apa maksud perkataannya itu? Apa yang KTM tuntut dari Acosta?
“Saya tidak pernah membalap untuk pabrikan selain KTM. Bahkan ketika saya membalap di kelas lain, mereka tidak pernah meminta saya untuk melakukan apa pun atau memaksa saya untuk melakukan apa pun. Saya mengerti bahwa kita bisa kalah, tetapi kita juga harus bersaing. Menurutku saya harus percaya diri dan melakukannya dengan baik,” jawab calon pembalap pabrikan KTM itu.
Misalnya ketika balapan akhir pekan di Jepang tidak berjalan dengan baik, tetapi kemudian Acosta mampu bersaing di Australia. “KTM tidak menyalahkan saya meskipun saya membuat kesalahan penting, saya hanya bisa menuntut yang terbaik dari semua orang di sekitar saya. Karena ketika kita berhenti menarik kereta maka kereta akan melambat, jauh lebih lambat,” pungkas Acosta.