Home MotoGP Pedro Acosta : Dani Pedrosa Tidak Pernah Tersenyum Ketika Naik Podium

    Pedro Acosta : Dani Pedrosa Tidak Pernah Tersenyum Ketika Naik Podium

    Dani Pedrosa - Pedro Acosta
    Dani Pedrosa - Pedro Acosta

    RiderTua.com – Pedro Acosta tampil memukau di musim rookienya di MotoGP. Rider GASGAS Tech3 itu beberapa kali berhasil meraih podium dan sering kali membuat ancaman bagi pembalap terdepan. Bahkan ‘bocil kematian’ itu tidak pernah gentar meski duel head to head melawan pembalap sekelas Pecco Bagnaia, Jorge Martin atau bahkan juara dunia 8 kali Marc Marquez sekalipun. Meski begitu, Acosta dinobatkan sebagai ‘raja crash’ untuk musim 2024, mengingat dia sudah 25 kali ‘mencium aspal’ dalam satu musim.

    Acosta sering mengalami crash, apakah karena motornya tidak mampu mengimbangi atau karena dia tidak tahu bagaimana melakukan hal-hal tertentu saat ini? “Crash terjadi ketika memang harus terjadi. Jika kita tidak gas pol maka tidak akan terjadi, itu jelas. Kami berada dalam situasi di mana kami harus bekerja keras untuk tetap berada di depan. Dalam beberapa crash, tentu saja salah saya. Misalnya, dalam crash di Jepang pada race hari Minggu, saya tahu sulit untuk melakukan apa pun ketika saya berada di belakang Pecco Bagnaia karena tekanannya sangat tinggi,” jawab rookie berusia 20 tahun itu.

    Acosta menambahkan bahwa crash itu terjadi karena dia ingin menyalip Pecco untuk berada di depan, karena Acosta paham bahwa berada di depan adalah sebuah keuntungan. “Dalam kasus ini, saya mengalami crash karena saya mengincar hasil tertentu. Menurutku dalam situasi seperti ini, kita harus terus mengambil risiko karena itulah satu-satunya cara untuk belajar dari pabrikan lain dan tetap berada di depan. Karena jika kita kalah 3 detik dalam lima lap pertama, kita tidak dapat memperoleh posisi itu kembali. Itulah mengapa kita harus berada di depan sejak awal,” jelas rider Spanyol itu.

    Pedro Acosta - Dani Pedrosa
    Pedro Acosta – Dani Pedrosa

    Pedro Acosta : Dani Pedrosa Tidak Pernah Tersenyum Ketika Naik Podium

    Apakah sikap tidak ada teman dalam balapan adalah cara Acosta memahami balapan? “Ketika saya mulai menonton balapan, saya merasa bahwa orang-orang yang datang dari luar Eropa tidak datang untuk mencari teman. Mereka datang karena mereka ingin menang di atas motor, itu saja. Kami lebih mudah memiliki segalanya karena kami berada di sini, dekat rumah dan di Eropa. Jika mengalami hari yang buruk, kita bisa langsung terbang pulang dan pada pukul 12 malam tiba ke rumah ibu lalu menangis sebentar dan tidur. Pembalap dari luar Eropa tidak memiliki kesempatan itu,” jelas Pedro Acosta.

    Rookie berjuluk Hiu Mazarron itu menambahkan bahwa hal itu tergantung pada seberapa besar pembalap menginginkannya. “Jika datang ke sini dan suatu hari kita menang, di hari lain orang lain yang menang dan kita tidak marah, itu memalukan. Lihatlah Dani Pedrosa, saat dia kalah. Saya belum pernah melihatnya tersenyum di podium saat dia tidak berada di posisi pertama. Saya pikir itulah esensi olahraga, full kompetisi,” jawab Acosta.

    Setelah menjalani musim debutnya di MotoGP, apa yang akan dilakukan Acosta untuk meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi musim keduanya di kelas utama? “Ya, saya akan duduk santai, mengambil napas dan membangun pengalaman yang saya peroleh tahun ini. Oke, itu adalah hal-hal yang tidak perlu. Itu terjadi sebagaimana mestinya dan itu bagus,” jawab Acosta.

    “Misalnya, saya telah banyak mengalami crash tahun ini, di saat-saat yang tidak perlu. Saya mengalami crash di Montmelo saat berjuang untuk meraih kemenangan, saya mengalami crash di Jepang, tetapi saya mengalami crash di banyak balapan di mana saya seharusnya dapat mencetak poin,” pungkas calon rekan setim Brad Binder di tim pabrikan KTM tahun depan itu.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini