RiderTua.com – Meskipun sekarang berada jauh dari tanah airnya, Marc Marquez terus mengikuti perkembangan terjadinya banjir bandang di Valencia Spanyol. Rider Gresini Ducati itu paham sekali bahwa balapan akhir musim di Valencia pada pertengahan November terancam gagal setelah terjadinya bencana tersebut. Rider berusia 31 tahun itu tidak hanya memikirkan fasilitas yang rusak parah di lintasan, tetapi juga banyaknya masyarakat di Valencia dan seluruh Spanyol selatan yang kehilangan nyawa atau harta benda mereka dalam bencana alam tersebut.
“Foto-foto tentang banjir itu mengerikan. Kami berada jauh, tetapi kami selalu mengikuti beritanya dengan saksama. Dan sangat menyakitkan, melihat bagaimana banjir telah memengaruhi masyarakat Spanyol. Pertanyaan mengenai Grand Prix di Valencia sama sekali tidak ada artinya dalam situasi seperti ini. Bagi saya, salah jika membicarakannya saat orang-orang kehilangan tempat tinggal, saat kita kehilangan banyak nyawa. Semua sumber daya yang kita miliki di negara kita harus dimanfaatkan untuk orang-orang ini. Event olahraga dan lainnya, sama sekali tidak penting,” tegas Marquez sedih.
Marc Marquez : GP Malaysia Selalu Sulit Bagi Saya
Sebagai pembalap Spanyol, tentu saja Marc Marquez ingin MotoGP final musim tetap digelar di Spanyol di salah satu lintasan yang paling dia sukai. Di mana atmosfer dan dukungan dari penggemarnya selalu luar biasa. “Situasinya memang seperti itu, tapi pertama kita harus membantu semua orang yang kehilangan rumah dan tidak punya tempat tinggal. Apakah Grand Prix digelar atau tidak? Saya tidak ingin banyak berkomentar tetapi saya akan berkata bahwa secara etika itu salah!” ungkap Baby Alien.

Ada gagasan pengumpulan donasi di GP Valencia dan memberikan semua hasilnya kepada keluarga yang terdampak. “Jika ada cara untuk mengumpulkan banyak uang untuk membantu semua keluarga yang terdampak di GP Valencia, akan masuk akal. Namun ini bukan hanya tentang uang, ini juga tentang sumber daya dan waktu. Bagi saya, semua sumber daya dan waktu ini harus bermanfaat bagi keluarga-keluarga ini,” tegas calon pembalap tim pabrikan Ducati yang akan menjadi rekan setim Pecco Bagnaia itu.
Dengan kata lain, alih-alih memperbaiki lintasan, hal yang lebih mendesak adalah perusahaan konstruksi justru harus merenovasi rumah dan apartemen yang hancur. Menurut Marquez, akhir musim di Spanyol tetap harus digelar, mungkin dengan keadaan yang berbeda dan di trek yang berbeda. “Saya tidak berpikir akhir musim harus dibatalkan sepenuhnya. Dua balapan telah dibatalkan tahun ini, sehingga tidak masuk akal untuk mengakhiri kejuaraan di Malaysia begitu saja. Harus ada balapan lain di suatu tempat,” ujar pembalap yang kini menempati peringkat 3 dalam klasemen itu.
Mengenai balapan akhir pekan di Sepang Malaysia, Marc Marquez tidak banyak mengeluarkan statement. “Dalam kondisi kering, kami berada di tiga teratas dan empat teratas di Thailand. Jika kami bisa mencapai level yang sama di sini, itu akan menjadi kesuksesan besar. Sepang selalu menjadi salah satu trek tersulit bagi saya dan dengan pengalaman baru 1 musim bersama Ducati, saya dapat mengatakan bahwa GP Malaysia akan kembali sulit bagi saya tahun ini. Pada hari Jumat, kita akan melihat level kami saat ini,” pungkas juara dunia 8 kali itu.