RiderTua.com – KTM tengah menghadapi krisis besar yang mengguncang bisnisnya. Pierer Mobility Group, yang membawahi merek-merek ternama seperti KTM, Husqvarna, MV Agusta, dan GASGAS, terpaksa mengubah strategi untuk tahun 2024. Kondisi ekonomi global yang memburuk memaksa mereka membatalkan perkiraan awal dan melakukan restrukturisasi besar-besaran di jajaran manajemen.
KTM Tengah Menghadapi Krisis Besar yang Mengguncang Bisnisnya
Dalam pernyataan resminya, Pierer Mobility AG mengakui tantangan besar yang dihadapi, terutama dengan kondisi ekonomi Eropa yang terus stagnan dan resesi di pasar Jerman. Amerika Serikat, yang merupakan salah satu pasar sepeda motor terbesar dunia, juga terkena dampak dengan penurunan daya beli konsumen akibat biaya hidup dan suku bunga kredit yang melonjak. Pasar sepeda motor AS mengalami penurunan pendaftaran sebesar 6,3% hingga September 2024, dengan penurunan tajam sebesar 14,6% pada bulan tersebut. Produk off-road berperforma tinggi yang biasanya menjadi andalan tidak cukup kuat untuk menahan penurunan pasar.
Untuk merespons krisis ini, Pierer Mobility AG mengumumkan reorganisasi manajemen dengan memangkas jumlah anggota dewan direksi dari enam menjadi hanya dua orang. Stefan Pierer sebagai CEO dan Gottfried Neumeister sebagai co-CEO kini akan mengendalikan perusahaan di bawah restrukturisasi ini. Tokoh-tokoh besar seperti Hubert Trunkenpolz, Alex Pierer, Florian Kecht, dan Rudolf Wiesbeck, yang merupakan bagian dari dewan pada 2023, terimbas pengurangan ini. Langkah tersebut adalah bagian dari penataan ulang strategis untuk menavigasi tantangan yang semakin berat di industri otomotif.
Tak hanya reorganisasi, Pierer Mobility AG juga mencabut panduan keuangan untuk 2024. Mereka menyadari bahwa target awal hampir mustahil tercapai. Perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran di Austria dan bahkan memindahkan sebagian produksi serta riset ke Asia sebagai upaya menekan biaya operasional. Krisis ini menciptakan guncangan hebat di pasar saham, dengan nilai saham Pierer Mobility anjlok hingga 23%. Meskipun situasi sangat serius, perusahaan ini dikenal dengan fundamental yang kokoh dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Mereka tetap optimis bahwa fleksibilitas dan pengalaman akan membantu mereka bertahan di tengah tantangan ekonomi global yang tidak menentu.
