RiderTua.com – Kemenangan di Phillip Island bukanlah kebetulan, melainkan puncak dari rangkaian performa gemilang yang dimulai di GP Austria. Meski beberapa balapan terakhir tak selalu memberinya hasil maksimal, Marquez konsisten tampil apik. Di GP Misano, Marc Marquez tampil cerdas, di GP Mandalika-Indonesia Marc sangat cepat, dan di GP Jepang ia hanya kurang beruntung. Namun, pada akhirnya, sejak Aragon, tak ada yang bisa menyangkal bahwa Marc Marquez adalah pembalap terbaik di grid. Dengan tiga kemenangan dalam enam balapan terakhir, ia telah menyamai jumlah kemenangan Jorge Martin musim ini, dan sepertinya momentum ini akan terus berlanjut.
Seperti tak pernah meninggalkan panggung, Marc Marquez kembali memperlihatkan kelasnya di MotoGP Australia dengan kemenangan yang menegaskan posisinya sebagai salah satu pembalap terbaik di dunia. Di Phillip Island, juara dunia delapan kali ini mempersembahkan pertunjukan cemerlang sepanjang akhir pekan, memaksa rival seperti Jorge Martin dan Pecco Bagnaia tak berkutik di hadapannya. Ini adalah momen kembalinya Marquez ke puncak, membuktikan bahwa meski sempat terpuruk, ia masih pembalap yang harus diwaspadai.
Marc Marquez Menyamai Jumlah Kemenangan Jorge Martin

Kecerdasan di Balik Dominasi
Hanya sepekan sebelum kemenangan ini, Marquez dipuji sebagai sosok baru yang lebih dewasa—pembalap yang kini mengandalkan kecerdasan, bukan hanya keberanian, dalam mengambil risiko di lintasan. Meski tak lagi memperebutkan gelar juara dunia musim ini, Marquez tampak lebih strategis, terutama setelah pindah ke Ducati. Ia kini tidak perlu memaksakan kemampuannya, cukup menggunakan strategi matang untuk menundukkan lawan-lawannya.
Sejak sesi latihan hari Jumat, Marquez sudah menunjukkan performa konsisten. Meski Desmosedici GP24 miliknya belum sepenuhnya sempurna, ia tetap tampil dominan di lintasan. Bahkan di sesi kualifikasi, kecemerlangannya dalam putaran tunggal tak bisa disangkal. Statistik membuktikan bahwa Marquez adalah pembalap terbaik sepanjang sejarah dalam hal ini, dan jika bukan karena sedikit ketidakberuntungan, ia bisa saja meraih pole position di dua Grand Prix terakhir.
Aksi Gemilang Sprint dan Balapan
Di Sprint Race, Marquez kembali menunjukkan kebolehannya meski sempat kesulitan di tikungan pertama. Namun, ia tahu kapan harus mengambil risiko dan kapan harus menahannya. Ketika tiba saatnya menyalip Pecco Bagnaia, Marquez seakan menari dengan anggun, meninggalkan sang juara dunia dua kali itu jauh di belakang. Jorge Martin memang terlalu jauh untuk dikejar, tetapi Marquez tetap tampil impresif. Pada balapan hari Minggu, Marc Marquez kembali membuktikan bahwa dirinya dengan penampilannya, bisa membuat penonton terpana. Bahkan ketika Martin mencoba meraih kemenangan di tikungan ke-4, pertanyaan besar pun muncul: siapa yang bisa menghentikan Marquez dalam bentuk terbaiknya ini? Sepertinya, tak ada.
Dominasi yang Mengundang Pertanyaan
Meski kemenangan di Australia tak serta-merta berarti Marquez adalah pembalap terkuat musim ini, performanya di Phillip Island membuat banyak orang berpikir ulang tentang persaingan MotoGP saat ini. Jika Marquez bisa mendominasi dengan motor berusia satu tahun, sementara Bagnaia dan Martin tertinggal, apa yang sebenarnya terjadi? Ketika Marquez berada dalam kondisi terbaik, dia beroperasi di dimensi yang berbeda dari para pesaingnya. Meskipun tidak dipungkiri bahwa Australia adalah trek dengan putaran kebalikan jarum jam, yang sangat disukai Marc..didukung motor terbaik, sebuah kombinasi yang punya potensi kemenangan, dan semua GP23 sepertinya punya keunggulan disini, dimana GP23 Diggia juga mengalahkan GP24 Enea..