RiderTua.com – Jika para juara dunia sebelumnya menggunakan sekat privasi untuk berganti baju balap berwarna emas, lain dengan Toprak Razgatlioglu. Rider BMW itu masuk ke dalam sebuah pesawat UFO yang menjadi ruang ganti baginya.
“Setelah saya meraih banyak kemenangan bersama BMW, seseorang menyebut saya alien. Jadi kami pun menemukan ide ini. Saya harap semua orang bersenang-senang seperti saya. Ruang ganti UFO sangat terbatas dan baju balapnya masih baru. Itulah sebabnya butuh waktu lebih lama untuk ganti baju. Kami memulai pengerjaan UFO baru 3 atau 4 hari yang lalu, jadi itu tidak terlalu profesional, maaf soal itu. Kami tetap bersenang-senang,” ujar rider asal Turki itu sambil tersenyum.
Toprak Razgatlioglu : Burnout, Kenangan yang Indah untuk BMW
Untuk itulah Toprak Razgatlioglu memasuki jalur pit sedikit terlambat dan merayakannya dengan aksi burnout yang luar biasa. Begitu intensnya sampai-sampai ban motor Toprak kempes saat dia berbelok ke jalur kemenangan.
“Orang Pirelli itu tidak peduli, tapi teknisi elektronik saya tidak senang. Itu tidak bagus untuk mesin, tetapi saya tidak peduli karena kami juara dunia. Sebelumnya, saya harus mematikan motor dan menyalakannya lagi serta menyetelnya ke mode ‘fun’, di mana semua bantuan elektronik dimatikan. Burnout-nya bagus, itu kenangan yang indah untuk BMW,” ujar rider berusia 28 tahun itu.

Setelah menjadi juara dunia bersama Yamaha pada 2021, Toprak menjadi juara dunia untuk kedua kalinya. “Gelar dunia selalu menjadi sesuatu yang istimewa. Menang untuk Yamaha 12 tahun setelah Ben Spies adalah hal yang istimewa. BMW tidak pernah menjadi juara dunia dan sekarang kami berhasil melakukannya. Saya hampir tidak percaya,” ujar Toprak.
Pembalap BMW itu melanjutkan, “Setelah cedera dan istirahat selama tiga pekan, itu tidak mudah bagi saya. Saya mencoba untuk comeback secepat mungkin. Saya harus tinggal di Eropa, tidak bisa pulang dan motivasi saya menurun. Setelah balapan di Aragon, saya kembali lebih percaya pada diri sendiri lagi. Jika saya mengalami crash di sana, saya akan mendapat masalah yang sangat besar. Jadi saya membalap dengan tenang meskipun saya sudah melupakan tekad ini di balapan kedua.”
Toprak menambahkan bahwa tanpa crash di Magny-Cours Prancis, saya mungkin memenangkan gelar dunia tiga balapan akhir pekan sebelum akhir, tetapi crash itu menghancurkan segalanya. Setelah Aragon, Toprak bisa berlatih di rumah dan memenangkan balapan pertama di Estoril dengan keunggulan 9 detik. Dia masih kesal karena kalah dalam balapan Superpole. Tetapi dua balapan utama sangat bagus, karena Toprak hanya butuh finis di posisi ke-3 di balapan pertama di Jerez untuk meraih gelar dunia.
Pada race pertama di Jerez, Toprak Razgatlioglu finis ke-2 di belakang rookie Nicolo Bulega (Aruba.it Ducati) menjadi runner-up. Di paruh pertama balapan, Toprak tampak mengincar kemenangan dan siap mengalahkan pembalap Italia itu.
“Tetapi kemudian saya merasakan getaran aneh dan takut sesuatu akan terjadi pada saya seperti tahun lalu di Most (ban meledak) dan saya sedikit mengendurkan gas. Sekarang gelar dunia sudah di tangan, pada hari Minggu saya dapat memacu sekuat tenaga dan juga mengambil risiko crash,” pungkas Toprak.