RiderTua.com – Sebelum GP Australia, Brad Binder menempati peringkat 5 dalam klasemen hanya unggul 2 poin dari rookie Pedro Acosta yang akan menjadi rekan setimnya di tim Red Bull KTM tahun depan. Sama seperti kebanyakan pembalap, rider asal Afrika Selatan itu juga sangat menyukai sirkuit Phillip Island yang terletak tepat di pesisir pantai.
Binder memiliki pengalaman positif di lintasan sepanjang hampir 4,5 km itu. Dalam pertarungan epik lima arah untuk meraih kemenangan pada 2023, rider berusia 29 tahun itu akhirnya hanya finis di posisi ke-4 tetapi faktor penentunya adalah KTM RC16 sangat kompetitif di lintasan ekstrem hingga garis finis.
Brad Binder : Yang Spesial dari Phillip Island adalah di Akhir Balapan
Brad Binder mengatakan, “Semua pembalap menyukai lintasan ini dan kebanyakan dari mereka tidak merasa kesulitan untuk melakukan beberapa lap yang sangat cepat di sini. Namun hal yang spesial adalah akhir balapan. Mampu bekerja secara aktif dengan ban belakang di beberapa lap terakhir adalah seni yang sesungguhnya.”
BTW, Binder pernah menang dalam duel melawan Jorge Martin di Phillip Island pada 2019 ketika masih di Moto2. “Karena ban belakang sangat penting di sini, situasinya sangat tidak pasti saat ini. Dengan program ban yang berubah, pertama kami harus mencari tahu. Saya harap kami punya waktu untuk itu dan cuaca tetap stabil. Namun, bagaimanapun juga saya tidak sabar untuk segera keluar ke lintasan,” ujar rekan setim Jack Miller itu.

Sasis yang rumit khususnya, terus membuat Binder khawatir. Dia mengungkapkan bahwa meskipun telah memahami di mana letak kelemahannya, dalam kasusnya dia dan tim belum menemukan solusi untuk menghilangkan kelemahan itu sepenuhnya. “Secara khusus, saya tidak begitu senang dengan cara motor membangun traksi. Momen pertama setelah meluruskan motor tidak efektif,” tegasnya.
Bagian depan RC16 2024 masih harus ditingkatkan. “Kami masih belum bisa mengendalikan keseimbangan. Kami terus membebani ban depan secara berlebihan dan itu sering membuat kami stres. Tidak ada toleransi yang nyata juga di sini. Jika kami memacu bagian depan secara berlebihan, ban depan akan langsung habis,” imbuh kakak Darryn Binder (Moto2) itu.
Pernyataan tersebut didukung oleh data dan beberapa insiden yang terjadi. Dua pembalap teratas KTM yakni Binder dan Acosta crash sebanyak 65 kali selama musim ini dan fenomena rentang batas yang tidak ada yang dijelaskan oleh Brad Binder mengakibatkan Acosta melakukan double zero dengan dua kali crash di Motegi.
Acosta terus menekan Binder yang saat ini berada di peringkat 5 dalam klasemen. Jika Binder ingin mempertahankan statusnya sebagai pembalap non-Ducati terbaik di klasemen keseluruhan MotoGP, maka dia harus mengalahkan rookie berusia 20 tahun itu di Phillip Island. Berharap merebut peringkat 4 di klasemen seperti yang diraih Binder di musim 2023 tidak lagi realistis. Dengan empat seri tersisa, Binder tertinggal jauh 128 poin dari Marc Marquez yang kini menempati peringkat 4.