RiderTua.com – Aturan tekanan ban MotoGP.. Kini ajang balap roda dua paling populer itu makin rumit dengan peraturan tekanan ban yang bikin pembalap dan penggemar geregetan. Salah satu korban terakhir adalah Pedro Acosta, yang hampir saja kehilangan podium di Mandalika karena aturan ini. Hanya gara-gara tekanan ban yang dianggap melanggar batas, posisi Acosta terancam melorot dari posisi kedua ke kesembilan. Untung saja, setelah satu jam penuh ketegangan, ia dinyatakan lolos dari penalti…tapi yahh..kebingungan sudah terlanjur terjadi.
Tekanan Ban MotoGP: Aturan Aneh?

Acosta tampil brilian di Mandalika, hanya terpaut 1,5 detik dari Jorge Martin saat finis. Namun bukannya bisa menikmati podium, dia justru menunggu hampir sejam, karena ada dugaan pelanggaran terkait tekanan ban. Setelah diselidiki, masalahnya muncul bukan karena tim atau Acosta sengaja mengabaikan aturan, melainkan ada pelek bocor yang membuat tekanan ban drop di bawah 1,8 bar.
Kasus ini bikin Acosta frustrasi, dan ia bukan satu-satunya. Brad Binder dan Takaaki Nakagami juga sempat diselidiki untuk masalah serupa. Awalnya keputusan soal penalti ditunda hingga balapan berikutnya, seakan para pengawas balapan lebih buru-buru mengejar penerbangan ke Jepang ketimbang memberi kepastian kepada pembalap. Untungnya, akhirnya Binder dinyatakan tak bersalah, sementara Nakagami dihukum. Tapi tetap saja, cara penanganan seperti ini membuat MotoGP terlihat kacau dan tak profesional.
Tekanan Ban: Risiko yang Sulit Dikontrol
Aturan ini sebenarnya bertujuan untuk mencegah kecelakaan akibat ban kekurangan tekanan. Namun, para pembalap dan tim justru merasa mereka lebih tahu risiko di lintasan dan bisa membuat keputusan sendiri. Faktanya, tekanan ban berubah drastis selama balapan..apalagi kalau pembalap mengikuti rider lain dalam jarak dekat, yang membuat ban cepat panas dan tekanannya melonjak. Sementara jika memulai balapan dengan tekanan ban terlalu tinggi justru bisa menurunkan cengkeraman dan membahayakan pembalap.
Tahun ini sudah ada 18 penalti terkait tekanan ban, termasuk kasus di Assen ketika Marc Marquez terpaksa turun dari posisi keempat ke kesepuluh karena dianggap tak memenuhi aturan. Saat itu, Marc Marquez sudah mencoba memanaskan bannya dengan mengikuti pembalap lain dengan membiarkan Di Giannantonio menyalipnya dan Marc mencoba berada di belakangnya agar tekanan naik. Ini menunjukkan bagaimana aturan yang tampak sepele bisa merusak momen penting di MotoGP.