RiderTua.com – Setelah bertahun-tahun berjuang dengan cedera dan performa yang menurun di Repsol Honda, Marc Marquez akhirnya mengambil langkah besar dengan pindah ke Gresini Ducati. Keputusan ini bukan sekadar mencari tim baru, tapi juga untuk mencari kembali jati diri sebagai pembalap. Marc harus membuktikan apakah dia masih “Marc Marquez yang dulu” atau saatnya gantung helm. Dengan Ducati, Marquez punya kesempatan untuk mengasah lagi skill-nya dengan motor yang berbeda dan menunjukkan kalau ambisinya belum pernah berkurang sedikit pun. Dengan motor terbaik di grid saat ini (Desmosedici) Marc bisa saja sulit dikalahkan lagi seperti saat di Honda..
Adaptasi dengan Gaya Balap Baru, tapi Marc Marquez Tetap Marc Marquez…

Sejak pindah ke Ducati, Marquez mengalami perubahan signifikan dalam gaya balapnya. Menurut Santi Hernandez, mantan teknisi lintasannya, Marc sebelumnya dikenal dengan gaya agresif di Honda RC213V. “Dia bawa motor dengan liar, selalu bereaksi cepat di setiap tikungan,” katanya. Tapi sekarang, Marc terlihat lebih kalem dan stabil saat pengereman. Desmosedici memaksa Marc untuk lebih halus dalam berkendara, meski begitu, DNA balapnya tetap sama: selalu mencari limit motor, selalu mengambil risiko.
Tanda-tanda kebangkitannya sudah mulai terlihat, terutama di GP Indonesia, di mana Marc menunjukkan performa impresif dan berhasil mengatasi keterbatasan fisik. Hernandez menegaskan, “Marc masih seperti dulu.. jatuh dan bangun adalah bagian dari caranya belajar, mencari batas maksimal.”
Pol Espargaro, tes rider KTM sekaligus analis di DAZN, juga menyoroti perubahan gaya Marc dengan Ducati. “Sekarang dia lebih banyak memberikan beban di bagian belakang motor, berbeda dengan saat di Honda,” kata Pol. Meski begitu, Marquez masih menjadi pembalap paling berani di lintasan, selalu siap mengambil risiko untuk menang..terlihat dari dua kemenangan yang ia raih musim ini dengan motor Desmosedici. Bahkan, Marc menjadi satu-satunya rider yang membawa Ducati GP23 ke puncak podium, membuktikan kalau dia masih salah satu pembalap terbaik dunia.

Ambisi Tak Pernah Ada Batas
Menurut Carlos Checa, mantan pembalap MotoGP, ambisi Marc tak punya batas. “Kalau kamu nggak punya hasrat jadi juara, kamu nggak akan mampu bertahan dalam situasi seperti Marc,” katanya. Checa juga mengapresiasi mentalitas Marc yang tidak pernah puas meski mengalami banyak cobaan. “Dia selalu ingin menang lagi, itu yang bikin dia luar biasa. Setiap jatuh, dia bangkit dan terus ambil risiko.”
Bahkan Aspar Martinez, mantan pembalap dan pengamat MotoGP, menilai kalau Marc justru terlihat lebih kuat bersama Ducati. “Dia bukan cuma sekadar punya motor bagus. Marc masih lapar akan kemenangan, dan itu yang membedakannya dari pembalap lain.”
BTW: Perjalanan Marc Marquez bersama Ducati masih tahap awal, tapi satu hal yang pasti: ambisinya belum berakhir.