RiderTua.com – Grand Prix Misano 2018 bukan hanya tentang balapan seru di lintasan, tapi juga drama panas di luar trek antara dua bintang MotoGP, Valentino Rossi dan Marc Marquez. Dalam konferensi pers yang penuh perhatian media, terjadi momen yang kemudian menjadi sorotan: Marquez, dengan tangan terulur, menawarkan perdamaian kepada Rossi. Namun, apa yang dilakukan Rossi? Dengan santai menolak, seolah-olah mengatakan, “Tidak perlu, bro.”
Valentino Rossi Tolak Jabat Tangan dengan Marquez, Ada Pecco Disampingnya..

Momen Ikonik yang Tak Terlupakan
Drama ini dimulai saat Marc Marquez, dengan wajah penuh keyakinan, menyatakan bahwa dia ingin mengakhiri perseteruan dengan Rossi. Saat ditanya oleh para jurnalis kenapa mereka tak kunjung berjabat tangan, Marquez mencoba mengambil langkah pertama: dia ulurkan tangannya kepada Rossi. Tetapi, pria dari Pesaro itu hanya memandang tangan yang terulur itu dan dengan cepat memberikan jawaban yang membuat suasana menjadi canggung. “Tidak perlu berjabat tangan. Tidak ada masalah di antara kita. Saya baik-baik saja dengan ini,” ujar Rossi, dengan ekspresi tenang tapi menusuk.
Marquez, meski ditolak, tetap berusaha menunjukkan sisi positifnya. “Tidak apa-apa bagi saya untuk berjabat tangan dengan Rossi. Begitulah situasinya, apa yang bisa saya katakan? Saya tidak punya masalah dengannya, saya tetap fokus bersaing,” ujarnya sambil mencoba tersenyum, meski mungkin ada rasa kecewa di balik itu.
Permusuhan yang Tak Kunjung Padam
Hubungan antara keduanya memang telah lama diwarnai ketegangan. Puncak ketegangan itu dimulai dari insiden kontroversial di Malaysia pada tahun 2015, ketika Rossi dan Marquez terlibat insiden yang kemudian dikenal sebagai “Sepang Clash.” Luka itu belum sembuh, dan bahkan semakin memburuk setelah insiden lainnya di Grand Prix Argentina 2018, di mana Marquez membuat Rossi terjatuh. Tentu saja, semua ini membuka kembali luka lama yang tampaknya mustahil untuk sembuh.
Sejak saat itu, hubungan mereka berubah. Dulu kita sering melihat mereka saling tersenyum di parc fermé, memeluk satu sama lain setelah balapan, namun kini itu hanya tinggal kenangan. Keduanya tetap saling menghormati di lintasan, namun hubungan hangat itu sudah tak ada lagi.

Komentar Pedas dari Lorenzo Saat itu..
Tidak hanya Marquez dan Rossi yang ikut ambil bagian dalam drama ini. Jorge Lorenzo, yang saat itu juga menjadi bagian dari konferensi pers, tak segan memberikan pendapatnya. “Menurut saya, keduanya salah,” kata Lorenzo dengan gaya blak-blakan yang khas. “Valentino salah karena tidak mau berjabat tangan, dia terlalu bangga, dan dia salah karena tidak mendorong penggemarnya untuk berhenti mencemooh pembalap lain. Di sisi lain, Marc juga terlalu fokus pada apa yang Valentino lakukan. Dia seharusnya lebih fokus pada urusannya sendiri.”
Lorenzo, yang selalu berada di tengah persaingan ketat ini, tampaknya paham betul dinamika antara Rossi dan Marquez. Komentar pedasnya pun seolah mengingatkan bahwa dalam dunia MotoGP, terkadang ego pembalap sama tajamnya dengan kecepatan motor mereka di lintasan.

Pecco Bagnaia, Saksi Hidup
Yang menarik, di konferensi pers itu, hadir seorang murid setia Valentino Rossi, Pecco Bagnaia, yang saat ini menjadi salah satu bintang MotoGP. Bagnaia, yang duduk paling ujung, mungkin menyimpan banyak pelajaran dari momen ini. Dan ironisnya, hubungan Pecco dengan Marquez justru baik-baik saja hingga saat ini. Bahkan, tahun depan, keduanya akan menjadi rekan setim di Ducati.
Siapa sangka, murid Valentino yang dulu menyaksikan gurunya menolak jabat tangan Marquez, kini akan berbagi garasi dengan pembalap yang sama. Drama, emosi, dan rivalitas di MotoGP selalu punya cara tersendiri untuk membuat dunia balap ini semakin menarik.
Apa yang Bisa Kita Ambil dari Ini?
Drama Misano 2018 mungkin sudah berlalu, namun momennya tetap hidup dalam ingatan para penggemar MotoGP. Ini mengingatkan kita bahwa di balik helm dan motor yang melaju dengan kecepatan luar biasa, ada emosi, ego, dan hubungan yang begitu kompleks. MotoGP bukan hanya soal siapa yang tercepat di lintasan, tetapi juga bagaimana para pembalap menghadapi satu sama lain di luar trek.
Mungkin di masa depan kita akan melihat lebih banyak drama seperti ini, atau mungkin tidak. Karena saat ini lebih banyak pembalap yang menempuh jalan damai, keculai Pak RT yang ngeplak Morbidelli… Namun satu hal yang pasti, sejarah MotoGP akan terus dipenuhi momen-momen ikonik seperti ini, yang selalu meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang menyaksikannya.