RiderTua.com – Fabio Di Giannantonio saat ini tengah menghadapi tantangan besar di MotoGP, tidak hanya melawan rival-rival di lintasan tetapi juga bertarung dengan cedera bahu yang membayangi musimnya (antara oprasi atau tidak). Meski begitu, semangatnya tak surut. Dalam Grand Prix Jepang di sirkuit Motegi, meskipun kondisi bahunya belum pulih sempurna akibat kecelakaan di Austria, Di Giannantonio berhasil finis keenam dalam sprint dan kedelapan di balapan utama. Sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol mengingat rasa sakit yang harus ia tanggung di setiap lap.
Namun, perjuangan ini belum usai. Pada hari Rabu mendatang, ia akan menjalani pemeriksaan medis untuk menentukan apakah ia bisa melanjutkan sisa musim ini atau perlu menjalani operasi lebih cepat. Pertaruhan antara menyelesaikan musim atau memperbaiki kondisi fisiknya menjadi dilema besar bagi pebalap muda tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team ini.
Fabio Di Giannantonio: Saya Harus Mempelajari Gaya Balap Marquez

MotoGP Jepang: Ketahanan Di Giannantonio Meski Cedera
Motegi bisa dibilang menjadi ujian ketangguhan bagi Di Giannantonio. Start yang baik di sprint race sempat memberinya harapan, namun tikungan pertama di balapan penuh seperti medan perang baginya. “Tikungan pertama itu benar-benar seperti hutan belantara. Saya harus menghindari kontak dengan Vinales dan melebar, kehilangan akselerasi, dan disalip lagi di tikungan lima,” ungkapnya kepada media Sky Sport MotoGP. Meski sempat terpuruk hingga posisi kedelapan belas, ia berhasil bangkit dan mengejar rombongan di depannya. Di akhir balapan, dia mampu mendekati Marco Bezzecchi, Brad Binder, dan Franco Morbidelli, menunjukkan kecepatan yang masih ia miliki di tengah kondisi yang tidak ideal.
“Kecepatannya cukup baik dan saya merasa jauh lebih nyaman dibanding beberapa pekan terakhir. Namun, saya tetap sedikit kecewa karena hanya finis di posisi kedelapan. Kami sebenarnya bisa meraih hasil lebih baik,” ujarnya. Ini adalah kali pertama sejak cedera, Di Giannantonio merasa lebih dekat dengan performa terbaiknya, sebuah sinyal positif yang ia butuhkan jelang balapan berikutnya.

Phillip Island: Harapan dan Kekhawatiran
Balapan berikutnya di Phillip Island, Australia, merupakan tantangan lain yang menunggu di depan mata. Di Giannantonio belum bisa memastikan apakah ia akan tampil di lintasan yang terkenal cepat dan menuntut fisik tersebut. “Setiap lintasan selalu terasa seperti bisa lebih baik, namun 8-10 lap terakhir selalu menjadi momen yang sangat sulit. Phillip Island adalah sirkuit yang cepat, dan semakin cepat Anda melaju, semakin berat motornya terasa,” katanya, mengungkapkan kekhawatirannya.
Ia juga membandingkan situasinya dengan Marquez, salah satu pembalap yang berhasil memaksimalkan potensi GP23. “Marquez adalah contoh bagi kami, dia selalu berada di ‘ujung limit’, dan saya ingin mempelajari banyak hal dari apa yang dia lakukan,” jelas Di Giannantonio. Gaya balap agresif Marquez dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan performa motor, dan Diggia berharap dapat mengambil pelajaran penting dari legenda MotoGP tersebut.
Jalan Terjal Menuju Penghujung Musim
Namun, fokus Di Giannantonio saat ini tak hanya pada lintasan. Pemeriksaan medis yang akan dijalani pada bahunya menjadi penentu apakah ia bisa melanjutkan musim ini atau harus beristirahat lebih awal untuk menjalani operasi. “Saya berharap bisa menyelesaikan semua balapan hingga akhir musim dan mencoba motor baru di uji coba Valencia. Tapi, saya juga harus memikirkan kondisi bahu saya dan mempersiapkan diri untuk tahun depan,” tegasnya.
Meski kondisi fisiknya belum 100%, Di Giannantonio tetap menunjukkan tekad yang luar biasa di setiap balapan. Perjuangannya melawan cedera, serta ambisinya untuk belajar dari para juara, membuatnya menjadi salah satu pembalap yang patut diperhitungkan di MotoGP musim mendatang, apalagi tahun depan dia memakai motor terbaik dan tercanggih dari Ducati (GP25). Kini, kita tinggal menunggu apakah ia bisa menyelesaikan musim ini dengan baik, atau harus menunda perjalanannya untuk memprioritaskan pemulihan yang lebih penting.