RiderTua.com – Marc Marquez kembali menunjukkan performa gemilang dengan raihan podium di GP Jepang (6/10), meskipun start dari posisi ke-9 di grid. Marquez finis di posisi ketiga setelah bertarung ketat, terutama di paruh kedua balapan, di mana ia harus menghadapi tekanan dari Enea Bastianini. Meski mengaku lebih suka bersaing untuk kemenangan, hari itu di Motegi, Marquez berhasil memaksimalkan hasil yang bisa ia raih.
Marc Marquez : Saya Khawatir Bastianini Akan Mencuri Podium Saya

Marc Marquez kontra Enea Bastianini adalah Pertarungan yang Menegangkan
Dalam wawancaranya dengan Sky Sport MotoGP, Marquez bercerita tentang momen krusial di akhir balapan. “Saya berusaha maksimal, all in.. Pada bagian akhir balapan, kekhawatiran saya sangat terasa karena Bastianini dikenal sangat kuat di tahap-tahap akhir. Saya khawatir ia akan mengejar dan merebut podium dari saya. Namun, saya fokus 100% dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Balapan ini berjalan cukup baik, meski tidak sempurna. Saya kehilangan waktu di putaran pertama karena harus melakukan beberapa kali overtaking. Saat berhasil naik ke posisi ketiga, dua pembalap di depan sudah terlalu jauh, dan saya tak punya cukup waktu untuk mengejar mereka,” kata Marquez.
Pemilihan ban disebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi performa Marquez. Ia mengakui bahwa menggunakan ban medium di bagian belakang membuatnya tidak merasa nyaman. “Saya lebih suka ban soft, tapi saya tahu itu tidak akan bertahan sepanjang balapan,” jelasnya. Meskipun begitu, Marquez tetap tampil konsisten, sebuah pencapaian yang menjadi fokus utamanya saat ini.

Konsistensi: Kunci Kebangkitan Marquez
Ditanya tentang kondisinya pasca cedera panjang yang membayangi kariernya, Marquez memberikan jawaban yang realistis. “Cedera tetaplah cedera,” ungkap Marquez. “Jika dokter ditanya apa yang akan terjadi jika lengan dibuka empat kali dan tulang humerus dipatahkan tiga kali, mereka akan mengatakan bahwa performanya tidak akan sama. Tapi usaha tetap saya lakukan setiap hari untuk kembali ke level tertinggi. Meski saya tidak sekuat dulu, khususnya seperti tahun 2019, saya merasa kondisi fisik saya saat ini cukup untuk bersaing di MotoGP. Saya senang bisa kembali menemukan konsistensi yang selama ini saya cari.”
Rider dengan gelar juara dunia delapan kali ini juga mengatakan kepada DAZN bahwa meskipun balapan tersebut tidak spektakuler, baginya itu adalah balapan yang intens secara mental. “Balapan ini diibaratkan seperti reli satu lawan satu, di mana tujuan yang harus dicapai adalah menghindari kesalahan dan tetap konsisten.. Mungkin terlihat membosankan bagi penonton, tapi di sirkuit seperti ini, menyalip sangat sulit bahkan ketika Anda sudah dekat.”

Tantangan Teknis di Balapan Jepang
Masalah teknis juga mewarnai perjalanan Marquez di GP Jepang, terutama terkait rem. “Pada putaran pertama bersama rombongan, saya kembali mengalami masalah dengan rem, yang membuat semuanya semakin sulit. Saya harus mengambil risiko setiap kali masuk ke tikungan, karena saya tidak bisa mengerem di titik yang saya inginkan. Ada satu pembalap yang menyalip saya hanya karena masalah itu,” kata kakak Alex Marquez itu…
Namun, setelah berhasil menyalip Binder, Marquez merasa lebih nyaman karena suhu rem menurun, memungkinkan dirinya untuk tampil lebih konsisten. Meski demikian, pimpinan balapan sudah terlalu jauh untuk dikejar. “Segala upaya saya lakukan untuk kembali ke jalur setelah kesalahan terjadi di tikungan pertama, di mana saya melebar.. Dari titik itu, saya fokus untuk menjaga posisi dan memastikan Bastianini tidak mengambil alih podium saya.” Dengan hasil di Motegi, Marquez sekali lagi menunjukkan bahwa meskipun belum berada di puncak performa seperti dulu, konsistensi dan pengalaman masih menjadi senjata utamanya di MotoGP.