RiderTua.com – GP Jepang 2024 menjadi balapan kandang terakhir bagi Takaaki Nakagami sebagai pembalap reguler MotoGP. Pada lap ‘pendinginan’ setelah balapan, rider LCR Honda Idemitsu itu menikmati atmosfer di tribun dan dukungan dari para penggemarnya yang luar biasa. Bahkan Taka sempat meneteskan air mata dalam perjalanan menuju ke jalur pit.
Dia finis di posisi ke-13 pada race hari Minggu setelah pada sprint race dia dijatuhkan rekan setimnya Johann Zarco. Taka mengatakan, “Rasanya sangat menyenangkan. Balapannya sendiri juga bagus. Saya memberikan yang terbaik hingga akhir. Dengan dua lap lagi, saya mungkin bisa mengejar grup.” Taka merujuk pada sekelompok pembalap yang diisi Fabio Quartararo, Zarco, Jack Miller, dan Aleix Espargaro yang berada di depannya.
Takaaki Nakagami : Balapan Kandang Terakhir yang Tak akan Terlupakan
Nakagami akan kehilangan tempatnya di tim LCR dan akan digantikan Somkiat Chantra di akhir musim. Rider asal Chiba Jepang itu akan berperan sebagai tes rider HRC mulai 2025.
Taka Nakagami menambahkan, “Saya sangat menikmati akhir balapan dan memacu diri saya. Saya menduga akan terjadi beberapa duel, tetapi hari ini cukup tenang. Saya sangat bangga pada diri saya sendiri, balapan yang bagus.”

Kemudian dia berubah menjadi emosional. “Saya tidak akan pernah melupakan balapan itu. Sangat emosional. Setelah bendera finis dikibarkan, ada perasaan yang sangat menyenangkan di lap pendinginan. Saya melihat para penggemar di setiap sudut dan berkata pada diri sendiri, ‘Oke, mungkin ini yang terakhir’. Ini hari Minggu yang sangat istimewa bagi saya,” jelas rider berusia 32 tahun itu.
Dia juga sempat menangis. “Tidak di lap pendinginan, tetapi ketika saya kembali ke pit dan melihat kru saya dan semua orang, itu sangat emosional dan saya sedikit menangis,” ujar Taka. Saat ini Nakagami menempati peringkat 18 dengan 28 poin dalam klasemen, sementara rekan setimnya Johann Zarco berada di peringkat 19 dengan 36 poin.
Taka mengambil sedikit risiko dengan ban belakang soft untuk kemungkinan balapan terakhirnya di tanah kelahirannya dan rencananya berhasil. “Kami mencoba ban medium di pagi hari. Hasilnya lumayan. Namun saya ingin mengambil risiko karena saya berada di grid belakang di posisi ke-21 dan saya nothing to lose. Itu berisiko, tetapi pada akhirnya itu adalah keputusan yang tepat,” pungkas Taka.