RiderTua.com – Jorge Martin berhasil mengamankan posisi kedua yang sangat berharga di GP Jepang, meskipun harus mengakui keunggulan rivalnya, Pecco Bagnaia. Dengan start dari posisi ke-11, pembalap asal Madrid itu tampil gemilang dan mempertahankan posisinya di puncak klasemen MotoGP dengan selisih 10 poin. Dengan empat balapan tersisa, pertarungan menuju gelar juara dunia diprediksi akan terus berlangsung sengit hingga akhir di Valencia.
Balapan di Motegi menjadi tantangan besar bagi Martin. Dalam upaya yang hampir mustahil, ia berusaha mengejar Bagnaia, mencoba meminimalkan kerugian poin. Sirkuit yang sulit dan start dari belakang tidak menghalanginya untuk cepat naik ke posisi kedua hanya dalam empat lap. Meski begitu, Bagnaia menunjukkan kecepatan luar biasa yang sulit disaingi. “Pecco adalah seorang master dalam mengelola ban,” ujar Martin dengan hormat, mengakui keterampilan rivalnya yang semakin tak tergoyahkan.
Jorge Martin Mengakui Keunggulan Bagnaia: Dia Seorang Master

Sepanjang balapan, Martin terus menekan. Namun, pada dua lap terakhir, bannya mulai kehilangan daya cengkeram, memaksanya mengurangi kecepatan dan memastikan finish di posisi kedua (daripada jatuh dan nol poin). “Saya mengambil risiko besar untuk maju, seperti halnya Marc (Marquez). Menyalip banyak pembalap seperti Maverick (Viñales) dan Franco Morbidelli adalah tantangan, tapi saya berhasil melakukannya,” kenangnya. Mengalahkan Binder adalah tugas yang sulit, tetapi Martin tetap gigih dan akhirnya berhasil menyelamatkan posisinya.
Namun, momen penentu datang di lap-lap terakhir ketika ban depan motornya tidak lagi mendukung performa agresif yang dibutuhkan untuk menyerang Bagnaia. Jarak antara keduanya sempat terpangkas hingga 0,6 detik, tetapi Martin memilih untuk bermain aman. “Dengan dua lap tersisa, saya memutuskan untuk berhenti menekan dan fokus menyelesaikan balapan serta mengamankan 20 poin ini,” katanya, menegaskan strategi berhati-hati menjelang putaran berikutnya di Phillip Island.

Meski finish di posisi kedua, Martin tetap optimistis. Kecelakaan yang dialaminya di sesi kualifikasi (Q2) menyisakan kekecewaan, karena ia merasa bisa bersaing lebih dekat dengan Bagnaia jika tidak terjadi insiden tersebut. “Phillip Island adalah trek yang saya suka dan saya punya pengalaman baik di sana. Akan ada banyak manajemen yang terlibat, jadi saya harus beristirahat sejenak sebelum menghadapi sprint terakhir musim ini,” tambahnya, menggambarkan tekadnya untuk terus mempertahankan keunggulan.
Pertarungan antara Martin dan Bagnaia diperkirakan akan berlangsung hingga balapan terakhir di Valencia. “Sepuluh poin tidak banyak, tapi saya masih di depan. Tugas saya adalah tetap bertahan dan memberikan yang terbaik di setiap putaran,” tegasnya. Dengan gelar juara dunia semakin dekat, ketegangan antara kedua pembalap top ini hanya akan terus meningkat, menjanjikan akhir musim yang spektakuler bagi para penggemar MotoGP.