RiderTua.com – Insiden kebakaran motor Ducati Marc Marquez di Mandalika… Kejadian penanganan kebakaran yang melibatkan motor Ducati Marc Marquez pada balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Indonesia, masih menjadi topik hangat dalam dunia balap motor. Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang digunakan untuk memadamkan api pada mesin MotoGP yang terbakar. Berdasarkan analisa teknis, penggunaan APAR tipe serbuk (powder) menjadi sorotan, di mana banyak yang menyebut seharusnya foam yang lebih cocok untuk menangani situasi seperti itu, terutama mengingat karakteristik mesin MotoGP yang terbuat dari bahan magnesium alloy.
Apakah Marc Marquez Benar? Penggunaan APAR di Mandalika Kurang Tepat?
Mengapa Magnesium Alloy Berbahaya dalam Kebakaran?
Mesin-mesin motor MotoGP, termasuk Ducati yang ditunggangi Marc Marquez, sebagian besar dibuat menggunakan bahan magnesium alloy. Magnesium adalah salah satu logam yang sangat ringan dan kuat, namun ia memiliki sifat yang mudah terbakar ketika terkena panas berlebih, terutama jika ada gesekan atau percikan api. Ketika logam magnesium terbakar, memadamkannya menjadi sangat sulit, dan justru air dapat memperparah kebakaran, karena magnesium bereaksi secara eksplosif dengan air. Oleh sebab itu, penanganan kebakaran pada mesin magnesium memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan kebakaran biasa.
Perbedaan APAR Powder dan Foam
Dalam insiden di Mandalika, Marshal “DISINYALIR” (menurut penglihatan penggemar) menggunakan APAR tipe powder yang merupakan salah satu jenis APAR standar di sirkuit MotoGP. APAR powder bekerja dengan cara menyelimuti area terbakar menggunakan partikel-partikel halus untuk memutus suplai oksigen, namun ini bisa menimbulkan masalah tambahan dalam kasus mesin balap. Jika powder masuk ke dalam mesin yang terbuka atau rusak akibat kebakaran, serbuk ini bisa menempel pada komponen internal mesin, menjadikannya lebih sulit, atau bahkan tidak mungkin, untuk diperbaiki. Sebaliknya, APAR tipe foam dianggap lebih cocok karena sifat busanya yang lebih lembut, sehingga lebih mudah dibersihkan setelah kebakaran, tanpa merusak mesin lebih jauh.
Tanggapan dan Standar FIM untuk Sirkuit MotoGP
Namun, Deputy Olahraga Sepeda Motor IMI Pusat dan FIM Closed Circuit Racing (CCR), Eddy Saputra, menegaskan bahwa tindakan marshal di Sirkuit Mandalika sudah sesuai dengan aturan standar FIM 2024. Ia menyebut bahwa penggunaan APAR tipe powder di lintasan balap MotoGP merupakan tindakan yang tepat, karena APAR tersebut sudah disediakan di semua pos marshal sirkuit sesuai aturan internasional.
Eddy juga menjelaskan bahwa setiap sirkuit MotoGP memiliki beberapa jenis APAR, seperti tipe ABC powder 6 kilogram, foam (AFF), dan CO². Tipe powder memang umumnya digunakan di area luar ruangan seperti lintasan, sementara tipe CO² lebih banyak dipakai di dalam ruangan tertutup seperti pit lane. Namun, ia menegaskan bahwa dalam insiden seperti di lintasan, petugas marshal dapat menggunakan APAR tipe powder atau foam sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Kesimpulan: Pemadaman yang Tepat, Tapi Tantangan Teknis Tetap Ada
Dari sisi teknis, APAR tipe powder yang digunakan di Mandalika memang efektif dalam memadamkan kebakaran, namun dampaknya pada mesin balap yang terbuat dari magnesium alloy harus diperhatikan. Apabila APAR foam digunakan, ada potensi lebih besar untuk menyelamatkan mesin dari kerusakan yang lebih parah, karena busa lebih mudah dibersihkan. Kendati demikian, dari sudut pandang regulasi dan keamanan, tindakan marshal Sirkuit Mandalika sudah tepat dan sesuai dengan standar FIM yang berlaku.
