RiderTua.com – Apakah kegagalan fungsi ‘Roda Gila’ atau Flywheel bisa menyebabkan kebakaran pada motor Marc Marquez?.. Kerusakan mesin yang dialami Marc Marquez di GP Indonesia baru-baru ini menimbulkan banyak spekulasi, terutama terkait penyebab kebakaran yang terlihat sebelum ia terpaksa mundur dari balapan. Salah satu penyebab potensial yang diduga adalah kegagalan fungsi dari flywheel eksternal terbaru yang ditingkatkan pada motor Ducati GP23. Apakah benar flywheel ini dapat memicu kebakaran? Jawabannya, sangat mungkin.
Analisis Teknis: Apakah Kerusakan Flywheel Eksternal Terbaru pada Ducati GP23 Menyebabkan Kebakaran di Motor Marc Marquez?
Bagaimana Flywheel yang Rusak Bisa Menyebabkan Kebakaran?
Flywheel pada motor balap seperti Ducati GP23 memiliki peran penting dalam menstabilkan fluktuasi kecepatan poros engkol dan mempengaruhi cengkeraman saat memasuki tikungan. Flywheel yang rusak, khususnya jika mengalami kegagalan struktural dan pecah, dapat menyebabkan kerusakan serius pada bagian lain dari mesin.
Ketika bagian kecil flywheel pecah, serpihannya bisa menghantam crankcase, yang merupakan penutup pelindung mesin. Jika crankcase jebol, oli mesin yang berada di dalamnya bisa bocor keluar. Oli yang panas tersebut sangat rentan terhadap panas ekstrem yang dihasilkan oleh knalpot atau percikan pembakaran di area lain dari mesin. Dalam kondisi seperti ini, oli yang bocor dan menyentuh permukaan panas bisa langsung memicu kebakaran.
Pada insiden Marc Marquez, sebelum ia mundur dari balapan, terlihat kepulan asap di bawah fairing motornya. Hal ini memperkuat dugaan bahwa ada serpihan flywheel yang menghantam crankcase, menyebabkan kebocoran oli yang kemudian mengenai knalpot, memicu kobaran api.
Mengapa Flywheel Ducati GP23 Di-upgrade?
Flywheel eksternal pada Ducati GP23 adalah komponen penting yang dirancang untuk memperhalus fluktuasi kecepatan poros engkol, terutama saat memasuki tikungan. Dengan mengubah berat flywheel, tim mekanik bisa mengatur bagaimana motor merespons perubahan torsi dan daya.
- Flywheel ringan: Membuat mesin lebih responsif dengan akselerasi cepat. Namun, kekurangannya adalah top speed berkurang karena mesin mencapai batas putaran lebih cepat.
- Flywheel berat: Meningkatkan top speed, tetapi akselerasi menjadi lebih lambat karena mesin butuh waktu lebih lama untuk mencapai putaran puncak.
Peningkatan flywheel ini awalnya dimaksudkan untuk memperbaiki keseimbangan torsi dan memberikan lebih banyak cengkeraman saat motor melibas tikungan tajam, terutama di trek yang menuntut pengereman keras dan akselerasi cepat. Flywheel yang lebih stabil memungkinkan pembalap untuk lebih agresif saat masuk dan keluar tikungan.
Namun, dengan segala keuntungan teknis tersebut, ada risiko tambahan terkait reliabilitas mesin. Perubahan pada flywheel, jika tidak diatur dengan benar, dapat meningkatkan stres pada komponen internal mesin, yang akhirnya berujung pada kegagalan seperti yang ‘disinyalir’ dialami Marquez di Mandalika.
Risiko Teknis dan Dampaknya
Peningkatan flywheel memang membawa keuntungan performa bagi Ducati GP23, terutama dalam hal pengendalian (handling) dan akselerasi saat keluar dari tikungan. Namun, kegagalan struktural pada komponen ini bisa menimbulkan masalah serius, seperti yang terlihat pada mesin Marc Marquez.
Dengan flywheel yang pecah, serpihannya berpotensi menghancurkan crankcase dan menyebabkan oli bocor, yang dalam kondisi balap panas dapat langsung memicu kebakaran ketika bersentuhan dengan bagian-bagian panas seperti knalpot (exhaust system). Oleh karena itu, meskipun peningkatan flywheel memberi Ducati keunggulan kompetitif, risikonya ternyata terlalu besar untuk diabaikan. Ducati kini harus meninjau ulang strategi teknis mereka, karena meskipun performa meningkat, keselamatan dan keandalan mesin tetap menjadi prioritas utama.
