RiderTua.com – Meraih pole position dan kecepatan balapan yang kuat, balapan akhir pekan di Motegi seharusnya menjadi milik Pedro Acosta. Dalam sprint hari Sabtu, rookie GASGAS Tech3 itu melakukan kesalahan kecil dan terjatuh saat memimpin balapan dan membuat Pecco Bagnaia mewarisi kemenangan.
Pada race hari Minggu, pembalap asal Murcia Spanyol itu ingin menebus kesalahannya dan mencetak hasil yang kuat untuk timnya. Namun, lagi-lagi peluang naik podium berakhir di gravel. Ketika Acosta mengejar Pecco Bagnaia yang berhasil memimpin setelah start, dia terjatuh di tikungan terakhir di lap ketiga.
Pedro Acosta : Mungkin Saya Terlalu Berlebihan
Kemudian Pedro Acosta bangkit untuk meneruskan balapan lagi, tetapi pada lap ke-12 dia terpaksa memarkir RC16-nya di pit. Alih-alih meraih dua podium, Hiu Mazarron itu memasuki balapan berikutnya di Australia dengan tangan hampa.

Pembalap berusia 20 tahun itu menjelaskan, “Itu kesalahan kecil. Saya sangat dekat dengan Pecco dan bersiap menyerang di tikungan ke-5. Saya perhatikan bahwa saya benar-benar memiliki peluang untuk menyalipnya di tikungan ini. Mungkin itu terlalu berlebihan, karena saya membelokkan motor sedikit lebih awal dan roda depan sedikit terangkat lebih awal. Hal-hal seperti itu bisa terjadi, kita harus menerimanya. Meskipun saya mengalami crash, ada banyak hal positif yang dapat saya bawa.”
Apakah Acosta telah menetapkan target untuk menang? “Tentu saja saya fokus pada target besar, tetapi saya juga mengejar target-target yang lebih kecil. Pada hari itu saya hanya ingin menjadi kompetitif dan melaju di depan. Saya mengumpulkan informasi penting. Dengan ban belakang medium, perilakunya sedikit lebih stabil tetapi tentu saja cengkeramannya lebih sedikit dibandingkan dengan ban soft. Bagaimanapun, crash itu tidak ada hubungannya dengan ban,” jawab rider yang kini kembali turun ke peringkat 6 dalam klasemen setelah dua kali gagal finis di GP Jepang itu.
Apakah Ducati bisa dikalahkan saat ini? “Kami sangat dekat dengan Ducati akhir pekan ini, tetapi secara keseluruhan mereka masih selangkah lebih maju dari kami. Kini kami menunjukkan bahwa bukan tidak mungkin untuk bersaing secara setara dan menegaskan bahwa kami dapat mengimbangi. Ini masih merupakan proses pembelajaran dan kami perlu bersikap sedikit lebih santai dalam balapan,” ujar Acosta.
Dengan Brad Binder (finis ke-6) dan Jack Miller (finis ke-10), tiga pembalap KTM tampil kuat di Motegi. Apakah Acosta juga akan diuntungkan dari ini? “Jika beberapa pembalap KTM berada di 10 besar, itu sangat penting bagi pabrikan, karena kami dapat membawa lebih banyak informasi untuk pengembangan. Kami berharap dapat belajar dari ini dalam balapan mendatang. Ini jelas merupakan akhir pekan yang paling menyedihkan dalam karier saya, tetapi di sisi lain saya memiliki feeling terbaik untuk motor itu. Itu sangat menyakitkan,” pungkas Acosta.