RiderTua.com – Sprint race di Twin Ring Motegi berjalan seru. Enea Bastianini sempat terlibat duel sengit melawan Marc Marquez untuk memperebutkan posisi ke-2. Bahkan dia hampir menyalip rekan setimnya Pecco Bagnaia yang saat itu memimpin di lap terakhir. Rider pabrikan Ducati itu finis di posisi ke-2 hanya kalah 0,229 detik dari sang juara bertahan.
Setelah crash saat kualifikasi pada hari Jumat, Bastianini mengeluhkan sakit di lehernya. Meskipun mengalami gangguan fisik, pembalap berusia 26 tahun itu berhasil menempati posisi ke-4 di grid. Namun dia tahu bahwa keluhan itu akan membuat balapan menjadi sulit. “Saya cepat di kualifikasi. Tetapi dalam kondisi normal dengan ban bekas, saya tidak begitu kuat di sini,” jelas Bestia sebelum sprint, mengacu pada kondisi cengkeraman rendah di Motegi.
Enea Bastianini : Sulit Menyalip Marc Marquez

Masalah-masalah yang dikeluhkannya hampir tidak terlihat dalam sprint race. Awalnya Enea Bastianini berada di posisi ke-3, di belakang Pedro Acosta (KTM) dan Francesco Bagnaia. Ketika Acosta crash di paruh kedua balapan, Bastianini mewarisi posisi ke-2. Rider asal Rimini Italia itu terkesan dengan performa rookie berusia 20 tahun itu. “Pedro sangat cepat di sini. Dia kuat dalam mengerem di trek lurus dan dia dapat membuat perbedaan dengan ban,” ungkap Bestia.
Kesalahan Acosta yakni sedikit menyimpang dari racing line ideal yang membuatnya kehilangan kemenangan. Tetapi Bastianini memperkirakan pembalap Tech3 itu kembali tampil kuat di Grand Prix pada hari Minggu.
Puncak dari sprint adalah duel antara Bastianini melawan Marc Marquez tiga lap sebelum akhir balapan. Pembalap tim Gresini itu terus memberikan tekanan kepada Bastianini. “Saya melakukan kesalahan di tikungan ke-9, di mana pengereman menjadi rumit. Saya harus membuka rem dan kehilangan posisi. Sulit untuk menyalip Marc. Saya melaju di limit maksimal tetapi memiliki posisi yang lebih baik di lintasan daripada dia,” kata calon pembalap Tech3 KTM itu.
Namun Bestia berusaha melakukan serangan balik dan kembali menempati posisi ke-2 di akhir lintasan lurus di tikungan ke-11. Perebutan posisi ke-2 ini membuat Bagnaia semakin unggul tapi menyusut dengan cepat di lap terakhir. Bahkan Bastianini nyaris menyalip Bagnaia. “Saya ngobrol dengan Pecco. Dia tidak gas pol di lap terakhir karena dia melihat beberapa tetes air hujan di kaca helmnya. Jika sprint lebih lama satu lap, saya bisa menang,” pungkas Bastianini sambil tersenyum.
Pada akhirnya Bagnaia, Bastianini, dan Marquez hanya terpaut 0,349 detik di garis finis. Dengan tambahan 9 poin dari sprint race, Bastianini kini berhasil mencapai angka 300 poin dan tetap bertahan di peringkat 3 dalam klasemen keseluruhan. Kini Marc Marquez hanya terpaut 5 poin di belakangnya dengan 295 poin dan pemimpin klasemen Jorge Martin unggul 72 poin darinya.