RiderTua.com – Usai gagal finis karena masalah teknis dengan Ducati GP23-nya di GP Indonesia, Marc Marquez kehilangan banyak poin. Meski secara matematis masih berpeluang meraih gelar dunia MotoGP 2024, namun selisih poinnya dengan pemimpin klasemen Jorge Martin semakin jauh. Sebelum balapan di Motegi Jepang, Marquez tertinggal 78 poin dari rider Pramac Ducati itu di klasemen keseluruhan. Yang tersisa bagi rider Gresini Ducati itu adalah perebutan peringkat 3 yang saat ini hanya tertinggal 3 poin dari Enea Bastianini.
Marc Marquez mengatakan, “Setelah lima balapan terakhir, dalam hal perebutkan gelar dunia semuanya berakhir bagi saya. Saya jauh tertinggal dalam hal perolehan poin. Dan dengan nol poin di Indonesia, sekarang selisihnya terlalu besar. Namun kami tetap berpegang pada target kami untuk menjadi lebih konsisten. Sejak Austria, kami mampu mencapai hasil yang konsisten. Target berikutnya adalah memperbaiki kelemahan yakni performa kami dalam latihan.”
Marc Marquez : Tidak Ada Motor yang Sempurna Karena Masing-masing Punya Kelebihan dan Kekurangan

Tahun lalu Marc Marquez berhasil finis di posisi ke-3 pada balapan utama hari Minggu di Motegi dengan Honda RC213V yang performanya jauh lebih buruk dari Desmosedici. Apa harapannya tahun ini? “Lintasan stop-and-go sangat cocok dengan gaya balap saya. Jadi saya suka lintasan ini. Kita lihat apa yang bisa kami capai tahun ini. Saya juga memperkirakan KTM akan cepat karena mereka sangat bagus di tikungan stop-and-go,” jelas rider berjuluk Baby Alien itu.
Para pembalap yang menunggangi GP24 mengatakan bahwa GP23 lebih baik dalam respons throttle. Mungkinkah ini menjadi keuntungan Marquez di Motegi? “Saya bisa menjawab pertanyaan itu di Valencia, saya tidak tahu. Tidak ada motor yang sempurna karena masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Targetnya adalah memiliki motor yang seimbang dan Ducati berhasil meningkatkannya untuk 2024,” jawab rider asal Cervera Spanyol itu.
Apakah Marquez berharap wet race di Motegi akhir pekan ini? “Saat saya masih dalam perebutan gelar, saya lebih suka kondisi hujan karena lebih banyak peluang terutama saat kita harus mengejar poin. Sekarang saya tidak lagi dalam perebutan itu, jadi saya tidak peduli. Kami akan beradaptasi dengan setiap situasi,” pungkas juara dunia 8 kali itu.