RiderTua.com – Di GP Indonesia, Jorge Martin berhasil meraih kemenangan grand prix ketiganya musim 2024. Pecco Bagnaia yang merupakan rival utamanya dalam perebutan gelar dunia hanya mampu finis ke-3, itu pun juga berkat rekan setimnya Enea Bastianini yang crash di lap ke-21.
Sebagai informasi, Martin crash di lap pertama di tikungan 16 dalam sprint race hari Sabtu. Usai sprint, kepada media Bagnaia mengatakan bahwa dia merasa Martin melaju terlalu cepat di tikungan 16 di mana dia terjatuh. Tapi kemudian berubah menjadi ‘perang kata-kata’ antara keduanya ketika pembalap Pramac itu ditanya tentang komentar Bagnaia tersebut.
Di hadapan media, Jorge Martin mengatakan, “Sangat mudah untuk berbicara ketika semuanya berjalan baik.” Dan komentarnya tersebut dianggap sebagai semacam ejekan terhadap Bagnaia.
Pecco Bagnaia dan Jorge Martin Sama-sama Membantah Ada Ketegangan di Antara Mereka Usai GP Indonesia
Di parc ferme pada hari Minggu usai race, awalnya Martin tampak mengabaikan Bagnaia ketika pembalap pabrikan Ducati itu ingin memberi selamat kepadanya, sebelum keduanya akhirnya berpelukan.

Ketika dalam konferensi pers pasca-balapan Bagnaia ditanya mengenai momen itu, rider Italia itu menjelaskan, “Menurutku dia kepanasan saat kami berbicara di parc ferme. Tidak ada apa-apa di antara kami. Pagi ini di parade pembalap, apa yang saya katakan kepadanya adalah apa yang sebenarnya saya katakan, apa yang sebenarnya terjadi. Saya melihat beberapa kata-kata ‘pedas’ di media sosial, tetapi tidak ada yang pedas. Saya hanya menganggap dia lebih cepat dari saya di tikungan itu.”
Martin mengonfirmasi bahwa dia tidak langsung bereaksi terhadap Bagnaia usai balapan karena dia kelelahan secara fisik. Sama seperti juara bertahan itu, dia juga merasa hubungan mereka baik-baik saja. “Saya agak capek. Terkadang dia mengatakan sesuatu tapi kemudian apa yang saya dengar berbeda. Namun yang pasti, itu hanya candaan. Dan yang terpenting, menurut saya hubungan kami baik-baik saja,” ujar Martinator.

Keunggulan Martin dalam klasemen tampaknya akan berkurang menjadi 17 poin karena Pedro Acosta yang finis di posisi ke-2 sedang diselidiki atas kemungkinan pelanggaran tekanan ban. Namun kemudian diumumkan bahwa race director membebaskan Acosta, dengan mengatakan bahwa penurunan tekanan yang terdeteksi oleh sensornya disebabkan oleh kebocoran dari pelek roda. Jadi kini Martin tetap unggul 21 poin atas Bagnaia di klasemen.