RiderTua.com – Jorge Martin crash di lap pertama saat memimpin sprint race pada hari Sabtu di Mandalika. Sehingga ada ‘ketakutan’ dalam dirinya saat menjalani race hari Minggu. Start dari pole position untuk race 27 lap, rider Pramac Ducati itu langsung gas pol dan mendominasi untuk keseluruhan balapan hingga garis finis di sirkuit Mandalika. Ini merupakan kemenangan balapan utama ketiganya musim ini.
Usai balapan, Martin mengatakan bahwa ingatan crash sebelumnya sangat membebani pikirannya di tengah jalannya race hari Minggu. “Ya, saya balas dendam di Mandalika. Usai crash musim lalu dan juga crash kemarin, balapan hari ini sulit. Setelah 13 lap, saya merasa ada ‘hantu’ di pikiran saya saat masuk di tikungan 11 dan kemudian di tikungan 16 setiap lap. Saya mencoba untuk sangat berhati-hati,” ungkap rider Spanyol itu.
Jorge Martin : Saya Balas Dendam!

Jorge Martin menambahkan, “Kami mendapat banyak angin dari samping di area itu. Saya kesulitan untuk berbelok, rasanya seperti mengendarai skuter. Saya tahu saya kalah banyak di area itu dari Acosta, tetapi saya berpikir ‘oke jika saya kalah di sini, saya akan menyalip di area lain’. Jadi, menurutku di awal balapan saya sangat berhati-hati memahami situasi dan kemudian mencoba untuk ngepush sedikit lebih keras di setiap lap. Acosta luar biasa, dia gas pol. Bahkan di lap-lap saat saya mencoba untuk memperkecil gap, dia bertahan di bawah 1 detik. Jadi, yang pasti dia kuat dan saya senang bisa tampil sangat baik.”
Martin mendapat tekanan dari Pedro Acosta di paruh pertama balapan, karena keunggulannya sempat turun menjadi kurang dari 0,8 detik pada satu tahap. Pemimpin klasemen itu akhirnya unggul 1,4 detik di garis finis, meskipun selisihnya membengkak menjadi lebih dari 2 detik karena Martin melambat di lap terakhir.
“Maksud saya, saya selalu berusaha untuk tetap tenang. Saya berusaha menjadi versi terbaik saya. Bahkan jika pembalap di belakang hanya 0,1 atau 0,8 detik, penting untuk melakukan hal yang sama. Saya tidak mencoba untuk mengubah atau menekan lebih atau kurang. Saya sudah dalam kondisi maksimal, jadi Pedro-lah yang mengejar dan membuat kesalahan. Saya selalu berusaha melakukan hal yang sama. Ini adalah cara saya untuk tampil lebih baik,” pungkas Martinator.

Kini Martin unggul 21 poin di klasemen. Acosta finis ke-2, namun saat ini masih dilakukan investigasi tekanan ban (belum diputuskan) terhadap rookie dari tim GASGAS Tech3 itu. Jika Acosta benar-benar melanggar maka dia dipastikan akan diturunkan dari posisi ke-2 dan Pecco Bagnaia yang finis ke-3 naik ke posisi ke-2. Jika juara bertahan itu finis ke-2 dengan mengantongi 20 poin maka keunggulan Martin menyusut menjadi 17 poin atas Pecco di klasemen.