RiderTua.com – Menjelang GP Indonesia, Jorge Martin memimpin klasemen MotoGP unggul 24 poin dari rivalnya Pecco Bagnaia. Sementara pembalap pabrikan Ducati itu tampil mengecewakan dalam balapan terakhir dan diperlambat oleh keadaan yang tidak menguntungkan, tampaknya Martin dalam performa terbaiknya.
Tahun lalu Martin berhasil memenangkan sprint race di Mandalika, tetapi membuat kesalahan dalam balapan utama hari Minggu. Pertanyaannya, apakah rider Pramac Ducati itu dapat memberikan akhir pekan yang sempurna tahun ini dan memperpanjang keunggulannya di klasemen?
Jorge Martin : Berbeda dengan Tahun Lalu, Tahun Ini Saya akan Lebih Fokus di Mandalika
Setelah memenangkan sprint race, Jorge Martin memimpin balapan utama dengan selisih 3 detik dari pengejarnya hingga terjadi crash di lap ke-12 yang memupus harapannya. “Tahun lalu saya sangat kuat, tetapi saya memasuki balapan dengan terlalu optimis. Saya merasa kompetitif dan telah menunjukkan konsistensi yang baik dalam beberapa balapan terakhir. Kali ini saya akan mendekati akhir pekan di Mandalika dengan lebih fokus,” ujar rider Spanyol itu.

Topik kontroversial yang masih menjadi berita utama dalam beberapa hari terakhir adalah insiden di detik-detik terakhir menjelang garis finis di GP Emilia Romagna, di mana Martin terlibat duel sengit melawan Enea Bastianini (Ducati Lenovo). Keputusan race director untuk tidak menghukum Bastianini atas manuver tersebut dianggap kontroversial. Mengenai masalah tersebut, dengan raut kecewa Martin menegaskan, “Saya 100 persen tidak setuju dengan keputusan itu, itu sudah melewati batas. Tetapi pada akhirnya saya harus menerima keputusan race director.”
Pembekuan pengembangan mesin mengingat adanya regulasi baru mulai 2027 juga menjadi perbincangan panas di paddock. Di masa mendatang, dua konsep mesin yang berbeda harus dikembangkan secara paralel sehingga dapat meningkatkan anggaran secara signifikan bagi tim. Untuk mengurangi beban ini, mulai musim depan ada rencana untuk menghentikan pengembangan lebih lanjut pada mesin saat ini, setidaknya untuk pabrikan Eropa. Sementara Honda dan Yamaha akan dikecualikan dari regulasi ini.
Ketika ditanya mengenai hal tersebut, dengan santai Martin mengatakan, “Tahun depan saya tidak akan mengendarai Ducati, tetapi Aprilia.”
Enam pekan kedepan akan menjadi tantangan besar bagi para pembalap MotoGP dan semua orang yang terlibat di paddock karena akan digelar 6 seri, ini adalah fase yang melelahkan. “1,5 bulan ke depan akan sangat melelahkan. Setiap lintasan menawarkan kondisi yang berbeda, tetapi fokus saya sepenuhnya pada akhir pekan ini di Mandalika,” pungkas rekan setim Franco Morbidelli itu, mengomentari jadwal yang ketat untuk sisa musim ini.
Jika Jorge Martin dapat menghasilkan performa yang sama di Indonesia seperti tahun lalu, rider berusia 26 tahun itu akan memperlebar keunggulannya di klasemen dan selangkah lebih dekat menuju gelar juara. Tahun depan dia akan pindah ke Aprilia sebagai juara dunia. Pembalap terakhir yang pindah ke pabrikan lain sebagai juara dunia adalah Valentino Rossi, ketika dia pindah dari Honda ke Yamaha pada 2004.