RiderTua.com – Usai memenangkan balapan kandangnya di Misano kedua akhir pekan lalu, Enea Bastianini datang ke Mandalika dengan penuh percaya diri. Dengan hasil itu, rider pabrikan Ducati itu mampu menggeser Marc Marquez dari peringkat 3 di klasemen. Kini Bestia terpaut 59 poin dari pemimpin klasemen Jorge Martin, yang bertarung sengit melawannya di detik-detik terakhir menjelang garis finis di Misano kedua.
Manuver keras yang dilakukan Bastinini terhadap Martin menimbulkan banyak pro dan kontra. Para pengamat MotoGP dan banyak pembalap ikut mengomentarinya. Apakah Bestia terkejut dengan reaksi tersebut? “Tidak, saya tidak terkejut. Setelahnya saya langsung menyentuh garis finis dan kemudian menoleh ke belakang untuk melihat Jorge, saya pikir dia terjatuh. Kemudian saya melihat dia melebar. Saya tetap pada pendapat saya bahwa saya benar,” tegas rider asal Rimini Italia itu.
Enea Bastianini : Saya Yakin Bisa Cepat di Mandalika Meski Treknya Berbeda dengan Trek Eropa
Apa harapan Enea Bastianini untuk balapan akhir pekan MotoGP di Mandalika? “Indonesia adalah salah satu trek favorit saya. Tahun lalu saya comeback ke sana setelah cedera. Saya yakin bisa cepat di trek ini juga. Namun, trek ini sangat berbeda dengan trek Eropa. Besok aspalnya mungkin kotor, tetapi setelah itu seharusnya lebih baik. Kami harus positif untuk meningkatkan performa dan saya siap,” ujar pembalap berusia 26 tahun itu.

Usai GP Misano kedua, 6 seri akan digelar dalam waktu hanya 9 pekan. Ini adalah waktu yang paling intens di musim ini, dengan balapan beruntun dan penerbangan panjang. Bagaimana Bastianini mengatasinya? “Tidak mudah untuk selalu berada dalam kondisi 100 persen di mana-mana. Terkadang kita mengalami jet lag, terkadang lebih baik. Namun, semua rider mengalami hal yang sama. Setelah Jepang, saya akan pulang. Lalu, kami akan menempuh penerbangan panjang ke Australia. Setelah itu, saya akan sedikit lelah. Namun, itu tidak akan menjadi masalah,” jawab rekan setim Pecco Bagnaia itu.
Bagaimana Bastianini akan menghadapi sisa musim ini? “Saya mencoba menyerang dan memenangkan banyak balapan. Pada paruh pertama musim, saya berkonsentrasi untuk tampil konsisten agar bisa mencetak poin sebanyak mungkin, tetapi saya tidak mempertaruhkan segalanya. Bagi saya, penting untuk mendapatkan feeling yang baik terhadap motor dan tim. Sekarang saatnya untuk terus maju dan meraih poin sebanyak mungkin,” jawab calon pembalap tim Tech3 KTM itu.
Pada 26 September, kalender sementara MotoGP untuk 2025 telah diumumkan. Akan ada 22 balapan di 18 negara berbeda. “Menurutku 22 balapan itu terlalu banyak, 20 atau 21 mungkin akan lebih baik. Tapi begitulah sekarang. Di paruh pertama musim, kami menghadapi 4 balapan yang sulit. Kami memang memiliki jeda di antaranya, tetapi balapan-balapan itu digelar di belahan dunia yang sangat berbeda dengan Argentina, Thailand, dan Qatar,” pungkas Bastianini.