RiderTua.com – Pecco Bagnaia, sang juara bertahan MotoGP, mengalami akhir pekan yang mengecewakan di Misano. Alih-alih memperkecil jarak dengan pemimpin klasemen Jorge Martin, Pecco justru tertinggal 24 poin setelah gagal mencetak satu poin pun pada balapan panjang di Grand Prix San Marino. Meski start dari posisi terdepan di empat balapan berturut-turut di rumahnya sendiri, trek yang biasanya sulit untuk disalip, Pecco gagal memanfaatkan keuntungan tersebut. Di Grand Prix San Marino, ia harus mengakui keunggulan Jorge Martín dalam Sprint Race dan Marc Marquez dalam balapan panjang. Bagnaia sempat bangkit dengan kemenangan di Sprint pada Grand Prix Emilia-Romagna keesokan harinya, namun mimpinya berakhir pahit di balapan utama.
Pecco Bagnaia Merasa Tertekan di Misano: Masalah Ban dan Kecelakaan yang Membuatnya Kehilangan Poin
Memulai dari posisi terdepan lagi di grid, bagi Pecco bukan jaminan akan mudah memimpin balapan, namun justru mengalami penurunan performa. Bahkan, saat lomba tinggal menyisakan tujuh lap, ia terjatuh, kehilangan posisi, dan merelakan poin yang sangat berharga. Yang lebih menyakitkan lagi, kemenangan Ducati yang ke-100 di MotoGP jatuh ke tangan rivalnya, Enea Bastianini, bukan dirinya.

Masalah Ban yang Tak Terduga Pecco mengakui bahwa sejak awal balapan ia sudah merasa tidak nyaman dengan ban depannya. Ia tak bisa melakukan pengereman keras seperti biasanya. Lebih aneh lagi, ban belakang baru mulai bekerja dengan optimal setelah 15 lap, sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya.
“Saya merasa aneh, Marc Marquez juga mengeluh pada hari Jumat tentang masalah serupa dengan ban belakang tipe medium. Awalnya, ban tidak berfungsi dengan baik, tapi tiba-tiba setelah 15 lap saya merasa sangat cepat. Itu pengalaman yang tidak biasa. Saya belum pernah mendengar hal seperti ini sebelumnya,” ujar Bagnaia setelah balapan.
Pecco juga menjelaskan kronologi kecelakaan yang membuatnya kehilangan balapan: “Saya sebenarnya tidak terlalu memaksa, tetapi tiba-tiba saja mobil seperti terlempar dari lintasan. Rasanya seperti ada sesuatu yang aneh di aspal, lubang yang tak terlihat. Michelin masih menyelidiki apa yang terjadi, dan saya yakin mereka akan meminta maaf. Ban belakang benar-benar baru bekerja setelah 15 lap.”
Apakah Pecco Bisa Menang? Meski merasa kecewa, Bagnaia percaya bahwa peluang untuk menang masih ada, meskipun tidak mudah. “Melihat performa saya setelah ban mulai bekerja, saya yakin bisa mengejar mereka. Tapi mengejar dan menyalip mereka adalah dua hal yang berbeda. Jika saya bisa menyelesaikan balapan, itu sudah cukup bagus,” ungkapnya.
Davide Tardozzi Menahan Penilaian Bos Ducati, Davide Tardozzi, menyayangkan hasil buruk yang dialami Pecco di Misano. Namun, ia menegaskan bahwa terlalu dini untuk mengambil kesimpulan terkait performa anak didiknya itu.
“Saya sudah berbicara dengan Pecco, dan kami sepakat untuk membicarakan hal ini nanti ketika semuanya sudah lebih tenang. Jelas ada yang salah di paruh pertama balapan, tapi saya tidak ingin terburu-buru menyalahkan siapa pun. Pecco memiliki kecepatan, dia adalah juara kami, dan kita harus sabar menunggu sampai semuanya lebih jelas,” ujar Tardozzi.
Pecco Bagnaia kini harus menghadapi tekanan yang lebih besar untuk mengejar ketinggalannya di klasemen. Dengan sisa seri yang semakin sedikit, ia harus segera bangkit dan kembali ke performa terbaiknya jika ingin mempertahankan gelar juara dunia MotoGP. Apakah di GP Indonesia Pecco bisa tersenyum lagi..apapun bisa terjadi dalam balapan…!