RiderTua.com – Setelah larangan membalap selama 4 tahun karena kasus doping, Andrea Iannone kembali ke trek balap di Kejuaraan Dunia Superbike musim 2024. Dia bergabung dengan tim Go Eleven Ducati dengan kontrak berdurasi 1 tahun. Penampilan rider Italia itu di musim pertamanya cukup mengesankan. Iannone menampilkan dirinya seperti yang biasa dilakukan oleh beberapa pembalap motor. Dia berhasil memblokir bursa transfer selama berminggu-minggu dengan melakukan gertakan besar.
Namun Iannone salah memahami realitas di WSBK. Gertakannya dengan tim Yamaha gagal dan tim Go Eleven Ducati perlahan mulai muak dengannya. Pertama, pada akhir Juli lalu dia melepaskan opsi yang dia miliki dengan tim Go Eleven Ducati yang akan menjaminnya mendapat tempat di Kejuaraan Dunia Superbike 2025.
Kemudian rider berusia 35 tahun itu ingin bergabung dengan Yamaha dan meningkatkan tekanan pada Ducati. Namun di sisi lain, bos balap Yamaha Andrea Dosoli telah mengatakan bahwa dia ingin melanjutkan duo pembalapnya di tim GRT saat ini dengan Remy Gardner dan Domi Aegerter. Meskipun rider asal Australia itu sudah ditetapkan untuk 2025, pembalap asal Swiss itu sedang dalam tahap akhir negosiasi kontrak.
Kesabaran Tim Go Eleven Terhadap Andrea Iannone Sudah Habis : Menandatangani Kontrak atau Pensiun
Andrea Iannone tidak bisa mempertahankan ‘drama’nya lama-lama. Dan saat ini hampir tidak ada yang percaya padanya bahwa dia ingin menukar Ducati Panigale V4R yang mendominasi musim dengan Yamaha R1 yang saat ini bukan motor yang full power.

Bagi Andrea, ‘rumput tetangga jelas lebih hijau’. Dia sangat yakin bahwa dua pebalap pabrikan Ducati saat ini Alvaro Bautista dan Nicolo Bulega, memiliki material yang sangat berbeda dari dirinya. Itu sebabnya dia mencoba menjalankan proyek dengan Feel Racing dalam beberapa minggu terakhir. Inilah tim di balik tim pabrikan Aruba. Secara teoritis, Feel Racing bisa memberi Iannone sebuah motor dan menjaganya, tapi itu akan menjadi mesin pribadi seperti yang dia miliki sekarang di Go Eleven.
Ducati tidak menginginkan Iannone sebagai pembalap pabrikan ketiga dan juga tidak cocok dengan konsep sponsor utama Aruba. Oleh karena itu, Iannone diberitahu oleh Feel Racing bahwa dia harus mengurus sendiri pembiayaannya dan akan membutuhkan lebih dari 1 juta euro (Rp 17 miliar). Jika memperhitungkan gajinya dan makanan kru di fasilitas hospitallity, butuh tidak kurang dari 1,5 juta euro (Rp 25 miliar).
Bahkan jika sponsor Iannone membayarnya, dia hanya akan mendapatkan apa yang dia miliki sekarang di tim Go Eleven. Karena begitulah cara kerja sistem Ducati. Di awal musim, semua orang yang memiliki motor saat ini memiliki material yang sama. Tim pabrikan kemudian menerima tahapan ekspansi, yang kemudian dapat dibeli oleh tim satelit.
Tahun ini Go Eleven membeli setiap upgrade untuk Iannone. Selain itu dia juga diberi teknisi pabrikan untuk elemen suspensi dari Ohlins dan teknisi elektronik dari Ducati Corse. Secara teknis, Go Eleven memiliki paket yang setidaknya setingkat Barni Racing, dimana Danilo Petrucci menyapu bersih ketiga kemenangan balapan untuk tim Barni di Cremona. Tak seorang pun yang bisa menghitung sampai tiga membayar 1 hingga 1,5 juta euro untuk mendapatkan motor yang sama seperti di tim yang menawarkan gaji.
Muncul pertanyaan, mengapa Go Eleven membiarkan Iannone ‘menekan’ mereka selama dua bulan? Jawabannya jelas, karena tim membutuhkannya. Mantan pembalap MotoGP itu memiliki daya tarik yang besar di Italia dan menarik bagi sponsor berkat kehadirannya di media dan acara televisi.
Namun kini kesabaran Go Eleven telah habis. Tim asal Italia itu mengharapkan konfirmasi darinya dalam beberapa hari mendatang. Dan pada balapan berikutnya di Aragon akhir pekan depan semuanya akan selesai, dengan atau tanpa dia. Iannone memiliki dua opsi untuk 2025. Menandatangani kontrak dengan Go Eleven atau menonton balapan dari sofa di rumahnya.