RiderTua.com – Meski menjadi pole setter, fase start Pecco Bagnaia sangat tidak mulus. Jorge Martin tidak menyia-yiakan kesempatan itu dan langsung tancap gas memimpin sprint race pada hari Sabtu di Misano. Setelah tikungan pertama, bahkan pembalap Ducati Lenovo itu sempat berada di posisi ketiga. Untuk sesaat, Brad Binder berhasil menempati posisi kedua dan tampaknya ini bisa menjadi faktor penentu dalam balapan.
Meski Martin ngacir di depannya, Bagnaia tetap fokus dan bertindak cepat. “Beruntung, saya mampu mengejar Jorge segera setelah Brad selip di tikungan 6. Meski sudah tertinggal 0,7 detik, saya mampu mengatur kecepatan yang luar biasa dan memperkecil gap,” ujar rider asal Turin Italia itu.
Pecco Bagnaia : Dalam Tiga Balapan Motor Saya Sering Wheelie di Fase Start
Kecepatan Francesco Bagnaia sangat mengesankan. Dalam proses mengejar Martin, rider berusia 27 tahun itu beberapa kali mencatatkan lap tercepat dalam balapan 13 lap tersebut. “Hari ini kecepatan balapan kembali sangat tinggi. Dengan waktu di lap 5, saya seharusnya bisa mencapai baris kedua di kualifikasi,” ujar Pecco.

BTW, selain Bagnaia, hanya Jorge Martin yang mampu mencatatkan waktu di bawah 1:31 menit.
Namun di pertengahan balapan, Martin melebar dan Bagnaia dengan secepat kilat memanfaatkan peluang itu. “Ketika saya melihat Jorge melebar, saya langsung menyalipnya. Setelah itu, saya merasa lebih baik. Pada lap pertama saya memimpin, saya mencatatkan waktu terbaik di tiga sektor pertama. Faktanya, ban depan bekerja lebih baik saat kita memiliki pergerakan bebas. Kami tahu situasinya dan hari ini kembali dikonfirmasi betapa pentingnya untuk melaju di depan,” jelas murid Valentino Rossi itu.
Dua kali Juara dunia MotoGP berturut-turut itu melanjutkan, “Sejak saya berada di posisi pertama, saya tidak lagi mengalami panas sama sekali. Saya sangat senang. Yang juga sedikit membantu kami adalah cuaca yang lebih hangat di sore hari. Itu bagus untuk bagian depan.”
Pecco Bagnaia kini terpaut 4 poin dari Jorge Martin di klasemen. Dia mengaku agak bingung dengan start yang berulang kali tidak optimal. “Kami telah menghadapi masalah ini selama tiga balapan. Sejak saat itu, motor saya sering wheelie di fase start. Kami bekerja dengan set-up yang berbeda untuk memanfaatkan fungsi anti-wheelie sebaik mungkin, tetapi saat ini kami tidak dapat memberikan beban penuh pada roda depan di fase start. Yang terpenting, kami tidak tahu alasannya. Kami harus berusaha keras, karena kami tidak boleh terus-terusan kehilangan posisi,” ungkap rider yang tinggal di Pesaro itu.
Dengan kemenangan Pecco Bagnaia dan keberhasilan para pembalap Ducati selalu meraih podium di sprint race, Ducati akan kembali memenangkan kejuaraan dunia pabrikan MotoGP musim ini. Finis di posisi ke-4 bagi pembalap Desmosedici di race hari Minggu besok, sudah menjadi alasan untuk merayakan. Jika merka meraih kemenangan, itu akan menjadi kemenangan ke-100 bagi Ducati Corse sejak memasuki MotoGP 21 tahun lalu.