RiderTua.com – Meski Franco Morbidelli digantikan Alex Rins, namun kesulitan Yamaha tetap berlanjut, terutama dilihat dari sisi Alex Rins yang tertinggal jauh dari Quartararo: Masalah yang lebih mendalam, bukan sekadar ganti pembalap selesai.. Tantangan berkelanjutan yang dihadapi Yamaha di MotoGP terus memunculkan pertanyaan tentang performa tim, bahkan setelah pergantian dari Franco Morbidelli ke Alex Rins. Meskipun ada perubahan ini, performa Yamaha belum membaik secara signifikan, menggarisbawahi bahwa masalah yang mengganggu tim lebih dalam dari sekadar pemilihan pembalap.
Franco Morbidelli Diganti Alex Rins: Sama Saja, Lebih Baik atau Lebih Buruk?

Klasemen Menceritakan Kisahnya
Franco Morbidelli, yang pindah ke Pramac Ducati, saat ini berada di posisi ke-12 dalam klasemen pembalap dengan 90 poin, menunjukkan tingkat konsistensi yang lumayan. Di sisi lain, Alex Rins, meskipun bakatnya tak terbantahkan dan baru bergabung dengan Yamaha, berjuang di posisi ke-20 dengan hanya 15 poin. Meskipun perbedaan poin ini mungkin awalnya menunjukkan bahwa Rins belum mampu beradaptasi dengan cepat dengan motor Yamaha, kenyataannya jauh lebih kompleks.
Perjuangan Berkelanjutan Yamaha
Penampilan Yamaha yang kurang bersemangat dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi titik frustrasi bagi para pebalapnya. Fabio Quartararo, juara dunia 2021, juga kesulitan untuk bersaing di barisan terdepan secara konsisten, yang menunjukkan bahwa masalahnya bukan hanya pada pebalap. M1, motor utama Yamaha, telah menunjukkan kelemahan, terutama dalam kecepatan di lintasan lurus dan daya saing secara keseluruhan melawan para rival seperti Ducati dan KTM. Pergantian Morbidelli ke Rins diharapkan dapat memberikan semangat baru bagi tim, tetapi belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Rins, pebalap kawakan dengan banyak kemenangan di MotoGP, belum mampu mengeluarkan lebih banyak kemampuan dari motor Yamaha daripada yang mampu dihasilkan Morbidelli. Pengujiannya yang ekstensif, meskipun memberikan masukan yang berharga bagi tim, belum menghasilkan peningkatan yang signifikan di lintasan, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang apakah arahan teknis Yamaha saat ini cukup untuk menantang para pesaing teratas.

Masalah Motor, Bukan Hanya Pembalapnya
Perbedaan mencolok dalam performa antara pembalap Yamaha dan mereka yang menggunakan mesin yang lebih kompetitif, seperti Ducati, menunjukkan masalah mendasar: motor itu sendiri. Seperti yang diutarakan Alex Rins dan Fabio Quartararo, bakat dan keterampilan pembalap saja tidak cukup untuk mengatasi kekurangan mesin yang sedang kesulitan. Sebaliknya, kepindahan Morbidelli ke Ducati Pramac membuatnya tampil lebih baik, meskipun ia belum mencapai ketinggian yang diharapkan darinya, yang semakin menegaskan pentingnya kemampuan motor.
Di MotoGP, di mana perbedaan kecil dalam mesin dapat berarti perbedaan antara finis podium dan perjuangan di tengah, kecakapan teknis motor memainkan peran penting. Dominasi Ducati, misalnya, tidak hanya karena memiliki pembalap papan atas tetapi juga berasal dari kecepatan dan kemampuan beradaptasi Desmosedici. Di sisi lain, Yamaha telah mengejar ketertinggalan dengan mesin empat silinder segarisnya, yang telah berjuang untuk menyamai output daya dan performa lintasan lurus dari pesaingnya yang dilengkapi V4.
Menatap Masa Depan
Direktur teknis Yamaha, Max Bartolini, telah dengan jujur ​​menyatakan bahwa mungkin perlu waktu hingga tahun 2026 bagi tim untuk kembali ke daya saing penuh. Meskipun pembalap seperti Quartararo dan Rins memiliki bakat, keterbatasan motor saat ini akan terus menghambat performa mereka dalam jangka pendek. Keputusan Yamaha untuk memperkenalkan tim satelit pada tahun 2025, bersama dengan kemungkinan beralih ke mesin V4, menunjukkan bahwa tim menyadari perlunya perubahan yang signifikan. Namun, perubahan ini tidak mungkin berdampak langsung, sehingga para pembalap Yamaha saat ini kesulitan menemukan solusi pada motor yang tidak sepenuhnya sesuai standar.
Jadi: Peralihan dari Franco Morbidelli ke Alex Rins di Yamaha dipandang sebagai titik balik yang potensial, tetapi hasilnya menunjukkan bahwa masalah yang mendasarinya lebih dalam daripada sekadar pembalap. Dengan Rins dan Quartararo yang tidak dapat secara teratur menantang posisi teratas, jelas bahwa masalah Yamaha terletak pada performa motor. Sebelum kendala teknis ini diatasi, pertukaran pembalap tidak akan cukup untuk mendorong Yamaha kembali ke puncak.