RiderTua.com – Valentino Rossi baru-baru ini membuka tentang persaingan sengitnya dengan Jorge Lorenzo selama tahun-tahun mereka bersama di Yamaha, khususnya antara tahun 2008 dan 2010. Berbicara secara blak-blakan di podcast Mig Babol, Rossi memberikan pendapatnya tentang ketegangan kompetitif yang mewarnai periode tersebut di MotoGP, termasuk keputusan untuk memisahkan tim mereka secara fisik dengan “tembok” di dalam garasi Yamaha.
Valentino Rossi : Saya Tidak Ingin Lorenzo Melihat Data Saya!
Persaingan di Era Keemasan MotoGP
Valentino Rossi, yang dikenal sebagai “The Doctor,” telah menjadi pusat dari beberapa momen MotoGP yang paling berkesan. Dalam wawancaranya, ia membahas persaingan yang membentuk kariernya, menyebut Max Biaggi pada tahun 2004, Casey Stoner pada tahun 2008, dan Jorge Lorenzo pada tahun 2009 sebagai musuh terbesarnya. Konfrontasi ini, menurut Rossi, lebih dari sekadar pertempuran di lintasan; konfrontasi ini bersifat psikologis dan strategis, yang memainkan peran penting dalam evolusi olahraga ini.
Ketegangan dengan Lorenzo: Garasi yang Terbagi…
Ketegangan antara Rossi dan Lorenzo dimulai saat pebalap muda Spanyol itu bergabung dengan Yamaha pada tahun 2008. Meskipun Rossi mendominasi, Lorenzo dengan cepat membuktikan kemampuannya, finis di posisi kedua dan pertama dalam balapan awalnya. Rossi mengakui bahwa memiliki pesaing yang kuat dalam tim yang sama membuatnya gelisah. Persaingan itu menjadi begitu sengit hingga Rossi meminta dinding di garasi untuk mencegah Lorenzo mengakses datanya.
“Saya tidak ingin Lorenzo melihat data saya,” kata Rossi. Keputusan ini kontroversial dan memicu pertikaian lebih lanjut dalam tim. Meskipun dinding itu melambangkan perpecahan antara kedua pebalap, pada akhirnya dinding itu tidak banyak membantu untuk menjaga rahasia, karena kedua pebalap masih dapat mengakses data performa masing-masing.
Pertarungan Ikonik GP Barcelona 2009
Salah satu momen paling ikonik dalam persaingan mereka terjadi selama GP Catalunya 2009. Dalam duel putaran terakhir yang sengit, Rossi berhasil menyalip Lorenzo di tikungan terakhir untuk memenangkan balapan. Ketika merenungkan balapan itu, Rossi berkata, “Terjadi pertarungan ‘sampai mati’… Saya tahu kesempatan terakhir saya adalah di Tikungan 9.” Kemenangan itu menandai titik balik dalam hubungan mereka, mendorong persaingan mereka ke tingkat yang lebih tinggi dan membuat hidup berdampingan mereka dalam tim semakin sulit.
Kesenjangan yang Tak Terjembatani
Setelah balapan itu, suasana di dalam garasi Yamaha menjadi hampir tak tertahankan. “Di akhir balapan, suasananya hampir meledak,” kenang Rossi, menekankan betapa tegangnya hubungan yang terjadi tidak hanya di antara para pembalap, tetapi juga di antara tim masing-masing. Meskipun ada permusuhan, Rossi mengakui bakat Lorenzo, menyebutnya “hebat” karena keterampilan dan semangat kompetitifnya.
Babak dalam sejarah MotoGP ini, yang ditandai oleh persaingan sengit Rossi dan Lorenzo, tetap menjadi salah satu periode paling dramatis dan memikat dalam olahraga ini, yang menunjukkan bagaimana bahkan rekan satu tim dapat menjadi musuh bebuyutan dalam pengejaran kemenangan yang tiada henti. Bagaimana dengan Pecco Bagnaia dan Marc Marquez ya…?
