RiderTua.com – Dalam wawancaranya setelah GP Misano, mantan pembalap MotoGP Ruben Xaus mengomentari performa gemilang Marc Marquez, yang berhasil memanfaatkan kondisi lintasan yang berubah-ubah, mulai dari basah hingga kering. Menurut Xaus, Marquez tak hanya unggul dalam keterampilan mengendalikan motor di bawah tekanan, tetapi juga dalam kondisi sulit yang memengaruhi sebagian besar pembalap. Ruben Xaus berujar bahwa : “Jangan lupa bahwa Bagnaia akan selalu berada di bawah payung Valentino Rossi (akademi VR46)”
Marc Marquez Mandiri, Pecco Bagnaia Selalu Dibantu Rossi dalam Menghadapi Masalah
Xaus menyoroti bagaimana Pecco Bagnaia, yang sebelumnya diunggulkan di Misano, tak mampu mempertahankan performa terbaiknya. Dalam analisisnya, Xaus menyatakan bahwa Bagnaia adalah pembalap yang cenderung lebih tenang dan beretika. Di Aragon, Bagnaia bahkan meminta maaf atas ucapannya terhadap Alex Marquez—sesuatu yang menurut Xaus jarang dilakukan oleh juara dunia seperti Lorenzo, yang umumnya tetap fokus pada tujuan menjadi nomor satu.
Di Misano, hujan menjadi faktor penting yang memengaruhi jalannya balapan. Xaus menilai bahwa Marquez, yang terkenal sebagai spesialis dalam kondisi basah, berhasil mengendalikan situasi lebih baik dibandingkan Bagnaia. “Marc lebih unggul ketika hujan turun, sementara Ducati semakin mendukung performanya,” ungkap Xaus. Selain itu, Marquez mampu memanfaatkan tekanan dan menciptakan momentum positif sejak awal balapan.

Pengaruh Valentino Rossi dalam Karier Bagnaia
Satu poin penting yang disoroti oleh Xaus adalah pengaruh Valentino Rossi terhadap Bagnaia. Menurutnya, Bagnaia akan selalu berada “di bawah payung” Rossi, mengingat pembalap Italia tersebut merupakan bagian dari Akademi VR46 yang didirikan oleh Rossi. Xaus menilai bahwa meskipun Bagnaia adalah pembalap berbakat, ia mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan radikal dan membuat perubahan besar seperti yang dilakukan Marquez.
Sementara itu, Xaus juga menyinggung kebiasaan para pembalap Spanyol yang lebih fokus pada kebugaran fisik dibandingkan pembalap Italia, yang cenderung lebih mengandalkan teknik. “Marc dan Jorge Martin memiliki kekuatan fisik yang sedikit lebih unggul, dan itu terlihat dalam performa mereka di lintasan,” tambahnya.
Di sisi lain, Xaus juga memberikan pujian kepada Jorge Martin atas penampilannya yang impresif di Sprint Race. Meskipun hasil balapan hari Minggu tidak berjalan sesuai harapan, Martin tetap menunjukkan potensi besar dan terus menekan untuk mendapatkan hasil terbaik.

Perbedaan Pecco dan Marc
Xaus mengakhiri dengan membandingkan situasi Marquez dan Bagnaia secara keseluruhan. Menurutnya, Marquez adalah pembalap yang telah menghadapi tantangan berat selama tiga tahun terakhir bersama Honda dan berhasil bangkit kembali dengan keputusan pribadinya untuk bergabung dengan Ducati. Sementara Bagnaia, meskipun berada dalam struktur yang baik di bawah Akademi VR46, mungkin tidak memiliki kemandirian yang sama dalam mengambil keputusan besar seperti yang dilakukan Marquez sepanjang kariernya.