RiderTua.com – Sepuluh hari yang lalu terjadi ‘bencana’ ketika Pecco Bagnaia terlibat crash bersama Alex Marquez di GP Aragon. Rider Ducati Lenovo itu tiba di balapan kandangnya di Misano dengan defisit 23 poin dan harus minum obat penghilang rasa sakit ketika akan balapan. Sprint hari Sabtu juga tidak berjalan sesuai rencana. Jorge Martin berhasil menyalipnya yang membuat Bagnaia hanya mampu finis ke-2, sehingga pembalap Pramac itu kembali menambah keunggulannya menjadi 27 poin.
Pada race hari Minggu, kemenangan ada di depan mata Pecco Bagnaia ketika Martin membuat keputusan salah (masuk pit untuk mengganti motor karena hujan deras). Kejuaraan Dunia kembali terbuka. Namun karena rider asal Turin itu terlalu berhati-hati akhirnya Marc Marquez merebut kemenangan darinya. Usai GP Misano, kini Bagnaia hanya menyisakan defisit 7 poin dari pemimpin klasemen Martin.
Pecco Bagnaia : Honda Sangat Impresif dalam Hal Top Speed Namun Ada Masalah dengan Akselerasinya
Pecco Bagnaia bersikap santai dan baru menunggangi Desmosedici-nya pada Senin malam (tes Misano). Setelah menjalani sesi pagi yang singkat tanpa melakukan percobaan, juara dunia MotoGP dua kali berturut-turut itu memasang ban depan baru dari Michelin untuk pertama kalinya setelah istirahat makan siang.
Ban yang direvisi adalah inovasi terbesar pada hari Senin, yang membuat Bagnaia memberikan banyak komentar positif. “Saya sangat bersemangat dengan ban depan baru. Karena bagian depan adalah area yang sedang kami tingkatkan saat ini. Kami berada di limitnya. Terutama ketika melakukan pengereman saat masuk tikungan, kami sering mengalami keausan seluruh bagian depan. Dan saya dapat mengatakan bahwa saya sangat senang dengan ban baru ini,” ungkap murid VR46 Academy itu.
Rekan setim Enea Bastianini itu melanjutkan, “Kesan pertama sangat bagus karena ban bekerja persis seperti yang saya harapkan. Ban ini jelas menawarkan lebih banyak cengkeraman saat memasuki tikungan. Umpan balik, cengkeraman, dan stabilitas di depan sangat bagus. Bagi saya, secara umum hal ini sangat penting bagi saya. Bekerja sangat agresif saat memasuki tikungan. Kekurangannya adalah tipe baru membutuhkan tenaga yang lebih besar saat mengubah sudut kemiringan.”

Bagnaia berusaha melakukan pendekatan secara konsisten dalam memahami ban dengan tepat. “Saya ingin tahu di mana limit ban. Untuk melakukan ini, saya memilih dua tikungan non-kritis karena lambat yakni tikungan 2 dan 4 , dan saya tetap bertahan di sana. Saya mencoba memprovokasi bagian depan di sana dan ingin mendapat reaksi tetapi semuanya tetap terkendali. Sayangnya, kami hanya punya waktu setengah jam untuk mencoba bannya,” ujar rider berusia 27 tahun itu.
Bagnaia mengharapkan ada keuntungan lain dari desain baru ban Michelin. “Menurutku cara kerja ban juga akan mengurangi masalah tekanan udara. Ini akan menenangkan situasi,” tegas murid Valentino Rossi itu.
Saat uji ban, FB#1 sempat melontarkan beberapa komentar tentang Honda RC213V milik Joan Mir yang sempat berada di depannya namun tak bertahan lama. “Sejujurnya, saya tidak bisa mengatakan bagaimana perilaku ban baru di slipstream. Saya berada tepat di belakang Joan Mir, tetapi mesin saya memiliki tenaga yang jauh lebih besar sehingga saya mampu menyalipnya di gigi dua pada saat keluar dari tikungan 6. Yang bisa saya katakan adalah, meskipun Honda sangat impresif dalam hal top speed namun ada masalah dengan akselerasinya,” pungkas pembalap Ducati yang tinggal di Pesaro (20 km dari Misano) itu.