RiderTua.com – Dalam dunia balap MotoGP, persaingan selalu sengit, dan keputusan strategis bisa menjadi penentu antara kemenangan dan kekalahan. Di tengah situasi yang penuh tantangan, Gigi Dall’Igna, CEO Ducati, tetap tenang dan berpikiran jernih. Dalam wawancara singkat namun penuh makna di acara perayaan podium di sirkuit Marco Simoncelli (Marc marquez yang menang), Dall’Igna membagikan pandangannya tentang beberapa isu penting, termasuk kembalinya Marc Marquez ke jalur kemenangan dan peran Ducati dalam perebutan gelar. Gigi Dall’Igna berujar: “Saya harus tidak memihak dan biarkan pembalap terbaik yang menang”
Setelah dua kemenangan berturut-turut yang diraih Marquez bersama Ducati, banyak yang bertanya-tanya apakah pembalap Spanyol itu sudah kembali ke kondisi terbaiknya. Dall’Igna memberikan pandangan optimis namun realistis: “Marquez telah memenangkan dua balapan berturut-turut dan, jika dia belum menjadi Marc Marquez yang biasanya, dia berada di jalur yang tepat untuk menjadi seperti itu lagi.” Pernyataan ini mencerminkan keyakinan Dall’Igna bahwa Marquez masih memiliki potensi besar untuk kembali mendominasi, meskipun ia saat ini tertinggal 53 poin dari Jorge Martin dan 46 poin di belakang Francesco Bagnaia dalam klasemen kejuaraan.
Gigi Dall’Igna : Memihak Pecco atau Marquez? Biarkan yang Terbaik yang Menang!
Dall’Igna juga menekankan pentingnya tetap objektif dan adil dalam menghadapi persaingan internal di tim Ducati. Saat ditanya apakah ia menikmati situasi di mana para pembalap dari mereknya adalah satu-satunya yang memiliki peluang meraih gelar, Dall’Igna menjawab dengan bijak: “Biarkan yang terbaik menang, seperti biasa, dan saya harus tidak memihak. Saya harus meraih kemenangan terbaik, seperti biasa.”
Wawancara ini terjadi di tengah momen yang sangat penting bagi Ducati, di mana dua pembalap resmi mereka, Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini, berdiri di podium bersama Marc Marquez, yang akan bergabung dengan tim tahun depan. Kehadiran Marquez dalam seragam merah Ducati memberikan sinyal kuat tentang masa depan tim ini, yang semakin cerdik secara teknis di bawah kepemimpinan Dall’Igna.
Balapan di Misano 1 menjadi contoh betapa ketatnya persaingan di MotoGP. Jorge Martin, salah satu rival utama di perebutan gelar, membuat kesalahan dengan masuk pit terlalu awal untuk mengganti motor, sebuah keputusan yang tidak diambil oleh rival-rival utamanya pada saat itu. Kesalahan ini membuka jalan bagi kemenangan kedua berturut-turut Marquez bersama Ducati, sekaligus menggarisbawahi betapa sulit dan kompleksnya balapan ini.
Dall’Igna menutup refleksinya dengan menyatakan bahwa masih ada empat pembalap yang berpeluang untuk meraih gelar, menandakan bahwa persaingan masih sangat terbuka. Dengan pandangan yang seimbang dan strategi yang matang, Dall’Igna bertekad untuk memimpin Ducati menuju puncak, sambil tetap memegang prinsipnya untuk tidak memihak dan memastikan bahwa yang terbaiklah yang menang.
Namun yang pasti Dall’Igna tidak akan memihak Martin (Aprilia) dan Bastianini (KTM) bukan…?
