RiderTua.com – Hasil penjualan mobil di Indonesia tetap didominasi oleh mobil konvensional, baik bensin maupun diesel. Sementara mobil ramah lingkungan seperti hybrid hingga listrik masih cukup rendah, sehingga memunculkan rencana untuk menghentikan penjualan model ICE (internal combustion engine) mulai tahun 2045. Namun ada kemungkinan penjualan mobil konvensional tidak akan dihentikan begitu saja. Terlebih dengan pasar mobil HEV dan BEV yang belum menunjukkan kenaikan signifikan.
Penjualan Mobil ICE Masih Unggul Dari Mobil Ramah Lingkungan
Kondisi pasar roda empat di Indonesia sepanjang tahun ini memang tidak begitu bagus dari yang dibayangkan sebelumnya. Bagaimana tidak, penjualan mobil yang didapat sudah tidak sebaik tahun lalu, tapi setidaknya mobil ramah lingkungan tetap memberikan kontribusi yang cukup bagus. Walau jika membandingkannya dengan mobil konvensional, selisihnya masih sangat jauh.
Untuk kontribusi penjualan mobil listrik, angkanya masih di bawah 10 persen di Indonesia, sementara di Eropa sudah mencapai 30 persen atau lebih. Menariknya, Amerika Serikat yang menjadi markasnya Tesla dkk hanya memiliki pangsa sebesar enam persen, dan angka ini mungkin sudah setara dengan Indonesia. Ini menandakan kalau elektrifikasi mobil masih cukup sulit untuk dilakukan.

Tren Menurun
Dari penurunan tren, keterbatasan jarak tempuh baterai, sampai harganya yang belum terjangkau menjadi alasan di balik itu. Memang sudah ada banyak model yang dijual dengan harga murah, tapi itu belum cukup untuk mendorong penjualannya lebih jauh lagi. Sehingga penghentian penjualan mobil konvensional masih dianggap belum memungkinkan di tahun 2045.
Mobil ICE memang masih banyak dibutuhkan oleh konsumen Indonesia, karena perawatannya yang mudah, harga terjangkau, sampai mudah untuk dijual kembali. Agar dapat meningkatkan elektrifikasi mobil jelas harus membutuhkan peningkatan pada jaringan penjualan maupun ketersediaan suku cadangnya.