RiderTua.com – Berbeda dengan tahun lalu, tim Tech3 milik Herve Poncharal memulai MotoGP musim 2024 dengan sangat baik. Dengan kedatangan rookie Pedro Acosta, tim GASGAS Tech3 menjadi sorotan. Dalam tiga seri pertama, pembalap berjuluk Hiu Mazarron itu menjadi sensasi di paddock.
Pada seri pertama di Qatar, Acosta langsung berhasil masuk Q2. Bahkan pada balapan dia tak gentar untuk menyerang juara dunia 8 kali Marc Marquez. Di Portimao, rider berusia 20 tahun itu mampu mengalahkan rekan-rekannya di tim pabrikan Brad Binder dan Jack Miller, berhasil meraih podium pertamanya di MotoGP (finis ke-3). Di COTA, untuk pertama kalinya Acosta memimpin balapan MotoGP tapi pada akhirnya dia harus puas finis di posisi ke-2.
Herve Poncharal mengatakan, “Setelah tahun lalu terpuruk, semuanya tiba-tiba menjadi baik. Semuanya berjalan baik dengan Pedro. Suasananya sangat bagus dan santai, itu seperti mimpi.”
Bos Tech3 : Setelah Tahun Lalu Terpuruk, Dengan Pedro Acosta Semuanya Berjalan Baik
Melihat fenomena itu, manajemen KTM langsung bergerak cepat. Acosta tidak akan bertahan di tim Tech3 untuk tahun kedua. Meski menjalin kerja sama erat dengan pabrikan, dia akan langsung dibawa ke pusat proyek MotoGP KTM. Tidak lama setelah diucapkan, negosiasi pun langsung dilakukan. Pada hari Jumat sebelum GP Mugello, resmi diumumkan bahwa rookie asal Murcia Spanyol itu dipromosikan ke tim pabrikan untuk 2025 menggantikan Miller.
Poncharal mengungkapkan, “Itu adalah hal yang logis dan saya tidak pernah menghalangi pengambilan keputusan. Sejak awal, kerja sama kami berada pada level yang sangat erat sehingga kami semua memiliki perhatian pada hal yang sama untuk menang bersama dengan RC16.”

Keputusan ini dipercepat oleh tingkat kedewasaan yang ditunjukkan Acosta yang hampir tak terbayangkan oleh kita semua. Tidak ada yang menyangka rekan setim Augusto Fernandez itu akan mampu pemimpin tim setelah tiga seri pertama musim 2024. Meskipun berasal dari Tech3, Acosta juga menjadi rujukan pertama bagi teknisi dan ahli strategi KTM.
Herve Poncharal menjelaskan, “Pedro luar biasa, juga dalam perannya sebagai pembalap dan komunikator. Semua yang dia lakukan sangat spontan, tidak ambigu dan cepat. Hasilnya, posisinya berubah dengan sangat cepat. Pedro adalah masa depan. Sekarang dia lebih terlibat dalam pengembangan. Meskipun pada awalnya kami bersemangat dan menikmati semuanya bersama-sama, kini Pedro juga tengah menjalankan tugas membantu membawa KTM kembali ke puncak.”
“Saya akui bahwa debut Pedro membuat segalanya menjadi lebih sulit. Fakta bahwa kemudahan akan berkurang setelah meraih kesuksesan. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa kami berada pada titik awal yang bagus. Kami sebagai tim memiliki banyak pengalaman, termasuk pada level SDM (sumber daya manusia). Tech3 dapat terus memberikan energi yang baik kepada Pedro dan dia dapat memberikan energi kepada kami,” imbuh bos tim asal Prancis itu.
Poncharal mencontohkan balapan terakhir di Red Bull Ring. “Tentu saja latihan hari Jumat tidak mudah. Namun kami menangani ketiga crash itu sebagaimana mestinya. Kami menganalisisnya secara profesional dan saling berkomunikasi. Saya 100 persen yakin bahwa crash berkecepatan tinggi itu tidak berdampak pada akhir pekan juga,” imbuhnya.

Poncharal melihat momen lain sebagai titik balik GP Austria. “Kuncinya adalah Q1. Kami yakin Pedro bisa lolos ke Q2. Ketika dia kalah 0,001 detik, itu merugikan kami semua. Situasi ini membuat kami tidak mampu menyerang dan merebut banyak posisi di balapan, Pedro juga tidak punya peluang,” jelas pemilik tim balap sekaligus Ketua IRTA itu.
“Sehubungan dengan Pedro, Austria merupakan program yang sangat intensif. Saya berharap kita akan melihat Pedro Acosta yang dulu lagi di Aragon. Namun, meskipun akhir-akhir ini tidak ada lagi masa-masa tanpa beban, Pedro tetaplah Pedro. Tidak diragukan lagi, dia adalah pembalap masa depan,” pungkas Poncharal.
Dengan finis di posisi ke-5 di GP Austria, Brad Binder kembali menggeser Acosta di klasemen. Saat ini Acosta berada di peringkat 7 tertinggal 5 poin dari Binder yang menempati peringkat 6.