RiderTua.com – Citroen memang sempat menghilang dari pasar roda empat di Indonesia setelah penjualannya kurang laku. Namun sejak tahun lalu mereka kembali hadir dengan membawa C-Series miliknya, termasuk e-C3 yang menjadi andalan barunya di pasar SUV listrik. Walau mereka kembali hadir disini, Citroen melakukan hal sebaliknya di negara tetangga. Tepatnya di Australia, dimana mereka memutuskan untuk berhenti berjualan disana setelah hadir selama beberapa dekade.
Citroen Berhenti Berjualan Mobil di Australia
Sebagai merek mobil asal Prancis, Citroen memiliki banyak model yang ditawarkan di pasarnya, baik model hatchback maupun SUV. Mereka juga menawarkan mobil ramah lingkungan yang cukup laris terjual di sejumlah negara. Tak terkecuali Indonesia, dimana e-C3 menjadi model BEV pertamanya dan langsung terjual hingga ratusan unit.
Namun nasibnya tidak begitu bagus di Australia, dimana Citroen harus menghentikan penjualannya di sana setelah hadir selama 105 tahun. Jelas ini menjadikannya sebagai merek mobil tertua yang berjualan di Negeri Kangguru, karena mereka sudah hadir sejak tahun 1923. Mungkin banyak yang menyayangkan keputusan ini, walau mereka memiliki alasan yang jelas di balik itu.

Kurang Laris
Jika melihat dari penjualannya, Citroen ternyata hanya dapat menjual 87 unit mobil sepanjang semester pertama tahun ini. Hasil tersebut membuatnya kalah laris dari penjualan merek premium seperti Maserati dengan 200 unit, Ferrari 113 unit, hingga Bentley 102 unit. Hasil ini juga jauh lebih sedikit dari penjualannya di Indonesia yang bisa tembus lebih dari 100 unit.
Model yang ditawarkannya juga cukup terbatas, yaitu C4, C5 Aircross, dan C3 model lawas. Entah mengapa Citroen tidak menghadirkan model terbaru dari C3, sekaligus varian Aircross yang sudah diluncurkan di Indonesia beberapa bulan lalu. Sepertinya ini karena penjualannya yang sudah tidak menunjukkan adanya pemulihan, dan membuat mereka urung meluncurkannya di Australia.