Home MotoGP Luca Marini : Sekarang Motornya Lebih Mudah Dikendarai Tapi Masih Punya Kelemahan

    Luca Marini : Sekarang Motornya Lebih Mudah Dikendarai Tapi Masih Punya Kelemahan

    Luca Marini - Joan Mir
    Luca Marini - Joan Mir

    RiderTua.com – Luca Marini mengakhiri hari pertama latihan MotoGP di Silverstone di posisi ke-19. Rider Italia itu menjadi pembalap Honda terbaik kedua, terpaut 0,6 detik di depan rekan setimnya Joan Mir (posisi ke-21). Selama sebagian besar paruh pertama musim, Marini kesulitan untuk finis dalam waktu 40 detik dari pemenang balapan. Tapi tampaknya dia membuat kemajuan di Sachsenring. Rider berusia 27 tahun itu itu mencetak poin pertamanya sebagai pembalap HRC berkat finis di posisi ke-15 di GP Jerman. Tampaknya tren positif ini berlanjut di Silverstone.

    Luca Marini mengklaim bahwa peningkatan tersebut tidak terjadi karena satu hal tertentu, tetapi karena kombinasi dari adaptasinya yang semakin menyeluruh terhadap RC213V dan beberapa peningkatan pada motor itu sendiri. “Yang pasti, ini bukan hanya satu hal, ini adalah kompromi dari semuanya,” kata Maro.

    Luca Marini : Sekarang Motornya Lebih Mudah Dikendarai Tapi Masih Punya Kelemahan

    Luca Marini menjelaskan, “Saya membuat langkah besar dengan gaya balap saya, saya mencoba banyak beradaptasi dengan apa yang dibutuhkan Honda untuk menjadi cepat. Karena pada awalnya sangat sulit ketika kita datang dari pabrikan lain, ketika kita membalap hanya dengan insting kita, kita hanya melakukan hal yang sama seperti tahun sebelumnya (dengan pabrikan sebelumnya). Tetapi mungkin itu bukan yang terbaik untuk tampil dengan motor baru.”

    Adik Valentino Rossi itu melanjutkan, “Sekarang saya telah mencapai level yang sangat baik dalam hal ini, saya dapat menggunakan motor pada kekuatannya dan mencoba menghindari kelemahannya. Tetapi motornya juga telah banyak berubah. Dengan set-up tersebut, kami membuat peningkatan besar. Menurut saya sekarang motornya lebih mudah dikendarai, saya lebih bisa menikmati saat mengendarainya, dan ketika saya ingin melaju kencang sekarang lebih mudah bagi saya. Karena konsep motor yang ada di benak saya saat ingin mengendarainya, kini lebih dekat dengan Honda.”

    “Selain itu, semua pembaruan yang dihadirkan Honda kepada kami telah dibuat agar berperforma lebih baik. Itu masih belum cukup, tetapi ketiga hal ini (adaptasi Marini terhadap gaya balapnya agar sesuai dengan Honda, penyempurnaan set-up yang dijalankannya, dan peningkatan yang dibawa oleh HRC ke RC213V) bersama-sama menghasilkan performa yang lebih baik,” imbuh suami Marta Vicenzi itu.

    Luca Marini
    Luca Marini – Ducati

    Inilah Kelemahan Terbesar Honda

    Pembalap Honda terbaik pada hari Jumat di Silverstone adalah Johann Zarco yang berada di posisi ke-17 kalah 1,498 detik lebih lambat dari pembalap tercepat Jorge Martin. Jelas Honda masih kalah bersaing dengan motor lain di grid MotoGP, dan Marini mengungkapkan bahwa area yang menjadi kendala motor ini dibandingkan dengan motor lain adalah di tikungan tengah.

    Marini mengungkapkan, “Hal terbesar yang dapat kami bandingkan antara Honda dan pabrikan lain adalah tikungan dalam. Terutama dengan motor pabrikan Ducati yang melaju lebih kencang di tikungan dalam. Dan juga Aprilia, khususnya motor pabrikan Aprilia, cornering speed motor tersebut luar biasa.”

    “Kami tidak dapat melakukan ini, jadi kami harus mengerem sedikit lebih awal, kami harus menahan rem depan lebih lama, dan memperlambat di tengah tikungan untuk membuat motor berbelok. Ini adalah masalah terbesar saat ini, tetapi itu adalah sesuatu yang tidak dapat kami selesaikan dengan gaya balap. Kami dapat mencoba membuatnya sedikit lebih baik, tetapi masih belum cukup. Kami harus memperbaiki bagian-bagian motor dan mencoba menghadirkan pembaruan baru,” imbuh Maro.

    Takaaki Nakagami (LCR Honda) sepakat dengan penilaian Marini mengenai kemampuan Honda di tikungan tengah dibandingkan dengan para pesaingnya. Taka mengatakan bahwa kelemahan terbesar motor Honda adalah cengkeraman belakang dan juga fase awal yang sangat sulit untuk memahami motor ini, karena sangat sulit untuk tetap berada di jalur balap dan pembalap harus banyak memperlambat untuk membuat motor berbelok.

    Luca Marini
    Luca Marini

    Maro menambahkan, “Dari awal, begitu kita meluncur dan mulai melambat, entah bagaimana motor ini tidak dapat mengikuti jalur balap, motor ini selalu melaju kencang. Sangat mudah untuk kehilangan jalur balap, karena jalur itu selalu mendorong kita keluar, lalu saya tidak dapat melepaskan rem untuk membuatnya berbelok, jadi semuanya menjadi kacau. Sebenarnya, dari sisi awal, kami sangat kesulitan.”

    Berubah dari Throttle Elektronik ke Throttle Kabel

    Salah satu perubahan yang dilakukan Marini dari tahun lalu hingga saat ini, saat beralih dari Ducati ke Honda, adalah beralih dari throttle elektronik ke throttle kabel.  Marini mengatakan ini bukan tentang performa, melainkan tentang rasa dan kebiasaan.  “Perasaannya adalah kita lebih terbiasa dengan kabel karena itu adalah perasaan yang selalu kita miliki sejak mengendarai pocket bike (motor cc kecil untuk anak-anak)”.

    Marini mengatakan bahwa throttle membantu menjadi lebih presisi saat pertama kali menarik gas, saat mengubah arah. Mudah membuat kesalahan saat menggunakan throttle elektronik karena gerakan tangan yang minimal membuat akselerasi. Selain itu, saat melewati jalan bergelombang, ini banyak berubah.

    “Mungkin juga pada partial throttle saat kita harus mengatur cengkeraman belakang, kita memiliki lebih banyak koneksi dengan ban belakang, dan kita melihat bentuknya dalam data sedikit lebih bagus, karena lebih terkendali. Namun sayangnya throttle kabel tidak memberikan keuntungan apa pun dibandingkan throttle elektronik,” pungkas Marini.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini