RiderTua.com – Dengan menempatkan Marc Marquez di kubu Ducati, Dall’Igna dikatakan bagai menempatkan rubah di kandang ayam… Hal ini disampaiakan oleh Manuel Pecino saat mengomentari seputar insiden antara Marquez dan Bulega di Misano.. Namun dari peristiwa itu bisa disimpulkan bahwa Bagnaia tetap sebagai pemimpin Ducati yang tak terbantahkan, Bautista sulit menjadi pembalap WSBK yang harusnya tampil baik dengan motor superbike dan yang paling menarik adalah seorang Marc Marquez yang haus akan kemenangan.. yang menurutnya bagai seekor rubah di kandang ayam…
“Bulega tidak tahu siapa yang ada di belakangnya…Awalnya dia berkata… oh tidak, satu lagi dari Marc. Jelas dia tidak tahu caranya, tetapi Marc selalu menjadi yang terbaik… jelas bahwa dalam aksi ini Bulega lebih lembut (tidak agresif seperti Marc), tetapi saya tidak tahu,” kata Manuel Pecino dalam video tersebut.
Marc Marquez Bagai Rubah di Kandang Ayam

Pecino melanjutkan, “Pendapat saya sangat jelas. Saya sekarang telah melihat gambarnya. Marc seharusnya tidak melakukan gerakan itu karena itu bukan balapan, tetapi itu adalah instingnya. Dan Bulega, yang terjadi adalah dia menjadi takut. Dia tidak menduga seorang pembalap (Marc) datang dan memotong di tikungan akhir itu. Jika mereka berlatih motorcross, dan memotong seperti itu akan tampak seperti dia akan bunuh diri. Dia tidak tahu untuk tidak memacu dengan kecepatan penuh,” komentar Pecino tentang Marquez.
Intinya di balapan persahabatan itu Marc tidak tahu bagaimana untuk tidak mengerahkan seluruh tenaganya… WDW adalah acara yang diselenggarakan oleh Ducati dan dihadiri oleh setiap pembalapnya. Sekali lagi, Superbike dan MotoGP bekerja sama untuk menunjukkan kehebatan Ducati di kedua kategori..demi untuk kegembiraan peneonton aja.
Namun banyak pembalap yang menganggap event seperti itu hanya sebagai latihan pendahuluan sebelum kembali ke lintasan di Kejuaraan Dunia MotoGP, tetapi bagi yang lain, itu adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan tempat mereka.. “Singkatnya… bagi sebagian pembalap itu adalah ‘permainan’, tetapi bagi yang lain tidak sama sekali. Bagi Iannone, Bagnaia, Márquez, dan Bulega, itu bukan permainan. Bayangkan podium dengan Pecco, Iannone, Bulega, dan Marc turun dari podium… kita bahkan tidak akan membuat video ini. Marc melakukan segalanya… tetapi Bulega mengira balapan berakhir di tikungan sebelumnya,” katanya.
“Apakah penting jika terjadi tabrakan atau tidak? Masalahnya adalah pembalap lain (Bulega) benar-benar membuka celah untuknya. Marc akhirnya masuk ke celah itu. Memang benar bahwa Marc dapat menghindari ini, tetapi Bulega membuka celah untuknya. Dan syukurlah dia tidak cedera, karena dengan cederanya dia bisa saja menghancurkan harapan Ducati di perlombaan Superbike berikutnya di Portugal. Namun pada akhirnya semua orang sedikit benar (tetap menjadi perdebatan),” pungkas Pecino.