RiderTua.com – Jack Miller tak mampu menunjukkan performa terbaiknya musim ini. Bahkan rider KTM itu gagal mencetak poin dalam tiga seri yakni di Qatar, Spanyol, dan Italia. Tahun lalu dia berada di peringkat 7 dengan 79 poin setelah 8 balapan, tapi tahun ini JackAss hanya menempati peringkat 15 dengan 32 poin setelah 8 balapan. Saat ini Miller berada di peringkat 16 dengan 35 poin setelah 9 seri.
Bukankah hasil mengecewakan ini tidak dia harapkan di musim 2024? “Tentu saja tidak. Saya banyak berlatih selama musim dingin, makan makanan sehat dan melakukan segala yang saya bisa untuk menjadi lebih baik tahun ini. Musim ini tidak dimulai seperti yang saya inginkan. Tapi masih ada 12 balapan lagi di akhir pekan, jadi totalnya ada 24 balapan dan masih banyak poin yang bisa diraih,” jawab Miller.
Jack Miller : Saya Tidak Pernah Putus Asa Musim Ini
Jack Miller melanjutkan, “Jadi saya sangat yakin kami bisa melakukan lebih dari tahun lalu. Saya akan berusaha keras hingga akhir dan melihat apa yang bisa kami capai. Motornya semakin cocok untukku. Kami mengambil langkah besar di Austin, yang membantu kami menjadi lebih percaya diri. Kami mengambil langkah tersebut pada Minggu pagi. Seiring berjalannya balapan saya menjadi semakin nyaman dengan hal tersebut, memahaminya dengan lebih baik, mampu ngepush lebih baik dan lebih percaya diri sebagai hasilnya.”
Jadi menurutnya Miller tidak kehilangan kecepatan? “Tidak. Saya menyelesaikan balapan 9 detik lebih cepat dari pemenang tahun lalu di Assen. Ya, saya masih terpaut 22 detik dari Pecco Bagnaia, tapi itu menunjukkan kecepatan yang dicapai semua rider. Kecepatan saya adalah kecepatan saya, dan itu menjadi lebih baik setiap tahunnya. Saya 100 persen yakin bahwa saya bisa menjadi lebih cepat jika saya bisa melakukan lebih banyak hal dengan motor, seperti yang ingin saya lakukan,” jelas rider berusia 29 tahun itu.

Jadi batasan Miller adalah motor? “Ya, menurutku itu adalah batasan setiap pembalap. Itu tergantung bagaimana kita mengatur motornya, bagaimana kita membangunnya, dan saya beberapa kali mengalami crash tahun ini saat mencoba mengimbangi pembalap-pembalap di grup. Dan itu bukan karena saya lamban, itu karena saya merasa tidak nyaman dan saya selalu memaksakan diri hingga limit absolut. Itu kembali beberapa kali menyusahkan kami, tetapi itu juga yang membuat saya berada di posisi ini hari ini,” ujar rider berjuluk Thriller Miller itu.
Apa yang terjadi dibandingkan tahun lalu? “Ban belakang telah berubah, kecepatan meningkat luar biasa. Musim lalu kami berada di Qatar pada bulan November. Kami kembali pada bulan Februari atau Maret tahun ini dan kami lebih cepat 1,2 atau 1,4 detik per lap,” tegas rekan setim Bard Binder itu.
Jadi itu karena ban? “Motornya tidak banyak berubah dalam tiga bulan. Tapi bannya sudah berubah, kami tahu itu. Bukan rahasia lagi kalau kompon karetnya sudah berubah. Dan ketika kita berbicara tentang motor yang kita sesuaikan untuk mendapatkan feeling yang lebih baik, ketika kita benar-benar mengubah kontak antara motor dan aspal, maka keseimbangan dan pemahaman cara membuat ban dan elektronik bekerja dan semua hal itu pada dasarnya berbanding terbalik,” jelas suami Ruby Adriana itu.
Pembalap yang belum mendapatkan tim tahun depan itu menambahkan, “Itu sebabnya saya tidak pernah putus asa musim ini, bahwa kami bisa berjuang untuk meraih kemenangan. Ini tentang menemukan set-up yang tepat dan memahami apa yang perlu kita lakukan agar ban ini, terutama ban belakang dapat bekerja sama dengan kombinasi lainnya.”
Melakukan Sedikit Penyesuaian Agar Lebih Kompetitif
8 seri atau 16 balapan. Ini hampir seperti kejuaraan sebelumnya. Apakah Miller masih mencari performa terbaiknya? “Ya,” jawab singkat Miller.
Ini bisa jadi sulit setelah 16 balapan? “Ini pasti sulit. Tapi jika kita melihat balapan kami di akhir pekan, tidak ada banyak waktu untuk mengganti motor atau membalikkannya. Kita harus terus melakukan sedikit penyesuaian karena kita harus berusaha kompetitif sepanjang akhir pekan. Pada FP1 pada Jumat pagi, kita turun ke trek yang belum pernah kita libas selama 12 bulan dan mencoba memahami cara kerja motor dengan set-up dasar agar terasa nyaman.”
“Di FP2, kita bekerja selama 30 menit untuk menyesuaikan set-up. Dengan motor ini, kita tidak dapat mengubah titik pivot, ini atau itu di antara sesi. Kita menemui kesulitan di antara dua motor dan mencoba mengatasinya. Tapi kemudian kita mencapai akhir kualifikasi dan mencoba mencapai Q2 dengan dua atau terkadang tiga ban tergantung kondisinya.”
“Dan kemudian di sisa akhir pekan kita mencoba sedikit berjuang. Jadi ini bukanlah kondisi kerja yang paling ideal, bisa dikatakan seperti itu. Lalu ada tes di Mugello misalnya, yang diguyur hujan pada Senin pagi. Kami tidak memanfaatkan peluang yang kami dapatkan di tempat kami sebenarnya harus bekerja,” pungkas Miller.