RiderTua.com – Finis ke-6 pada balapan kedua di Most bukanlah hasil terbaik bagi Jonathan Rea, namun jika dilihat semenjak bergabung dengan Yamaha, pencapaiannya ini sungguh luar biasa. Start dari posisi ke-8, pembalap berusia 37 tahun itu menjalani dua lap pertama yang sulit dan hanya berada di posisi ke-13. Caranya berjuang untuk merangsek maju mengingatkan kembali kenangan akan Rea yang dulu yang tidak pernah menyerah.
Rea menjelaskan, “Itu bukan akhir pekan yang mudah. Kalau saya melihat akhir pekan secara keseluruhan, itu positif. Saya mengalami kesulitan sendiri dengan start di posisi ke-15 di kualifikasi. Berkat balapan Superpole, saya naik ke posisi ke-8 di balapan kedua Minggu. Saya start dengan baik dan berada dalam posisi yang baik di tikungan pertama. Tetapi ketika saya mengubah arah, seseorang melaju di depan motorku dan saya melambat dan tiga rider menyalipku.”
Jonathan Rea : Sulit Menyalip, Terutama fase Pengereman

Dalam balapan, Johnny Rea menyalip banyak lawannya termasuk Dominique Aegerter (Yamaha), Axel Bassani (Kawasaki), dua pembalap pabrikan Honda Iker Lecuona dan Xavi Vierge serta Michael Rinaldi (Ducati).
“Saya merasa saya membalap dengan kecepatan yang baik setelah itu. Dan ketika saya membalap sendirian, saya sepertinya memanfaatkan kekuatan motor secara maksimal. Namun saya mengalami kesulitan yang sangat besar dalam kerumunan pembalap. Sulit menyalip, terutama pada fase pengereman,” ungkap Rea.
“Yang jelas saya membutuhkan hasil Superpole yang lebih baik. Untuk melakukan itu, saya masih harus mencari cara untuk mendapatkan yang terbaik dari ban. Dengan ban baru, saya selalu bisa membuat perbedaan. Itulah salah satu kekuatan terbesar saya, tapi tidak dengan Yamaha. Terkadang saya hampir tidak melihat adanya perbedaan. Loka (Andrea Locateli), Remy (Gardner) dan juga Domi (Dominique Aegerter) membuat kemajuan besar,” pungkas pemegang rekor juara dunia Superbike 6 kali itu.