RiderTua.com – Danilo Petrucci adalah salah satu pembalap paling gigih di Superbike. Bagaimana tidak, pada 11 April lalu pembalap Barni Ducati itu mengalami crash parah saat latihan motorcross. Dia menderita patah tulang rahang sehingga kehilangan beberapa gigi, patah tulang belikat dan tulang selangka kanan. Hampir pindah ke alam lain katanya…
Terpaksa absen di balapan Assen, tapi dia mencoba kembali ke trek di Misano atau tepat 8 pekan pasca crash mengerikan itu. Tak diduga, rider Italia itu mengejutkan semua orang dengan finis di posisi 9, 9 dan 6 dalam tiga balapan. Empat pekan kemudian, Petrucci finis di posisi ke-7, ke-9, dan ke-6 di Donington Park. Dan akhir pekan ini, saat balapan di Most Petrux malah berhasil naik podium.
Danilo Petrucci : Tiga Bulan Lalu Saya Hampir Meninggal Karena Crash Saat Latihan Motorcross
Start dari posisi ke-6, Danilo Petrucci naik dua posisi di lap pertama dan menyalip Andrea Iannone dan kemudian Nicolo Bulega seiring berjalannya balapan. Petrucci menyentuh garis finis di posisi ke-2, kalah 5,74 detik dari pemenang Toprak Razgatlioglu (BMW). Ini merupakan podium keduanya tahun ini setelah finis di posisi ke-3 pada balapan pembuka musim di Australia. Di klasemen keseluruhan, rider berusia 33 tahun itu kini mencetak 105 poin dan menempati peringkat 6 secara keseluruhan.
Usai menjalani race pertama di Most, kelelahan terlihat di wajahnya. Petrux menjelaskan, “Saya selalu menderita terutama dalam balapan dengan kondisi panas. Saya banyak berkeringat, waktu kecil pun begitu. Awalnya saya agak kesulitan karena Nicolo Bulega dan Andrea Iannone lebih cepat dari saya. Kemudian Nicolo sedikit melambat, saya bisa menyalipnya saat dia membuka celah.”

“Satu lap kemudian saya diperlihatkan +0,5 detik, lalu +0,4, kemudian +0,3. Saya tidak tahu siapa yang ada di belakangku, saya pikir Nicolo. Enam lap sebelum akhir Andrea menyalipku, tapi dia melebar. Dia sedikit lebih cepat dari saya, tapi saya sangat bagus dalam memasuki tikungan.”
“Tiga bulan lalu saya hampir meninggal dalam crash saat latihan motorcross. Waktu itu saya tidak tahu apakah saya bisa balapan lagi. Kemudian saya pulih dengan cepat, tetapi sejak saya kembali mengendarai motor, saya sangat kesulitan karena saya tidak punya kekuatan apa pun di lengan saya.”
“Punggung dan kaki saya yang cedera sudah pulih, jadi saya lebih bahagia sekarang. Itu adalah pertarungan yang bagus melawan Andrea. Kami berteman, dia pembalap yang spesial, terutama di lap terakhir. Posisi kedua ini seperti kemenangan bagi kami, kami tidak memiliki peluang melawan Toprak saat ini,” imbuhnya.
Tampil Lebih Baik Ketika di Bawah Tekanan
Sambil tertawa Petrucci menambahkan, “Saya memenangkan Superbike, Toprak adalah Superbike+1. Itu adalah salah satu perjalanan terbaik saya di Superbike, meski saya masih belum mencapai target besar saya untuk menang. Mustahil untuk menang melawan Toprak saat ini, dia tidak memiliki masalah sama sekali. Terlepas dari usia saya, saya masih merasa baik-baik saja.”
“Selalu seperti ini, ketika semuanya berjalan lancar, saya tidak begitu baik. Dan ketika semua orang mengira saya hampir mati, ketika saya berada di bawah tekanan dan tidak memiliki kekuatan sama sekali, saya malah bisa mendapatkan hasil yang sangat baik dalam balapan. Saya tidak tahu mengapa itu terjadi. Saya juga tidak menyukainya. Tapi saya tampil lebih baik ketika saya berada di bawah tekanan,” pungkas Danilo Petrucci.