RiderTua.com – Penjualan mobil di Indonesia seharusnya bisa ditingkatkan lebih jauh dengan banyaknya model baru yang dirilis. Namun sepertinya itu belum cukup untuk meningkatkan penjualannya di tengah kondisi pasarnya yang tidak menentu selama semester pertama tahun ini. Terbukti dengan penjualan mobil selama periode tersebut menurun 19,4 persen. Ini terjadi akibat kondisi pasar yang menurun drastis selama dua kali.
Penjualan Mobil Menurun 19,4 Persen di Indonesia
Sejak penurunan penjualan mobil yang sangat drastis di tahun 2020, sejumlah produsen mobil di Indonesia berusaha bangkit kembali dari kondisi tersebut. Dari tahun 2021 sampai 2023, hasil yang didapat sudah lebih baik dari sebelumnya, walau sempat mengalami penurunan. Tapi itu hanya bertahan sementara saja, dan setelahnya penjualan bisa memulih baik secara signifikan maupun naik tipis.
Namun keadaan berbeda terjadi di tahun ini, tepatnya di semester pertama, dimana penjualan mobil selama periode tersebut menurun hingga 19,4 persen. Dengan ini, hasil yang didapat hanya mencapai 408.012 unit secara wholesales, turun sekitar 98 ribu unit dari tahun lalu yang bisa mencapai 506.427 unit. Tentu itu menjadi penurunan yang cukup signifikan, terlebih kondisi pasar roda empat sempat menurun dua kali selama periode tersebut.

Belum Bisa Capai Target?
Tentunya dengan penurunan penjualan ini, banyak yang memperkirakan target penjualan tahun ini tidak bisa tercapai. Sebab target yang dipasang yaitu sebesar 1,1 juta unit, itupun masih terlalu tinggi untuk dicapai. Walau sejauh ini Gaikindo tidak memiliki rencana untuk merevisi targetnya menyusul penurunan yang terjadi selama semester pertama.
Toyota masih menjadi merek mobil terlaris dengan nyaris 130 ribu unit yang terjual, disusul oleh Daihatsu dan Honda. Mungkin mereka belum dapat menorehkan hasil yang cukup bagus, tapi setidaknya mereka dapat mempertahankan posisi teratasnya di pasar roda empat di Indonesia.