RiderTua.com – Penandatanganan Marc Marquez mengandung risiko tertentu, risiko yang secara sadar diambil oleh Gigi Dall’Igna (general manajer Ducati Corse). Mengenai kriteria penentu dalam pemilihan pembalap, insinyur asal Italia itu menjelaskan, “Tujuan kami adalah memiliki juara lain di tim yang bisa memenangkan gelar dunia. Kita sudah sejauh ini, jadi penting untuk memiliki dua pembalap yang bisa memenangkan kejuaraan. Seperti yang pernah dikatakan Max Biaggi, balap motor bukanlah konser musik klasik. Banyak hal bisa terjadi, terutama dengan aturan baru, sprint race dan yang lainnya.”
Sebagai informasi, pada 5 Juni lalu diumumkan bahwa Marc Marquez akan bergabung dengan tim pabrikan Ducati mulai 2025. Juara dunia 8 kali itu menandatangani kontrak selama 2 tahun, mengamankan tempat paling didambakan di paddock MotoGP bersama juara bertahan Pecco Bagnaia.
Gigi Dall’Igna : Membutuhkan Dua Juara dalam Tim yang Bisa Meraih Gelar Dunia

Mulai musim depan, tim Ducati-Lenovo dapat memanfaatkan keterampilan dan pengalaman dari duo pembalap yang membukukan total 11 gelar juara dunia (Pecco Bagnaia 3 kali dan Marc Marquez 8 kali). Sebuah ‘the dream team’, namun juga akan membawa banyak risiko bagi The Reds. Pasalnya, baik Bagnaia maupun Marquez tidak akan puas dengan status pembalap nomor 2.
Gigi Dall’Igna melanjutkan, “Lihat apa yang terjadi pada (Enea) Bastianini tahun lalu, dia praktis absen sepanjang musim. Tapi melewatkan dua atau tiga balapan akhir pekan saja sudah cukup untuk kehilangan kontak. Struktur kejuaraan saat ini, penting untuk memiliki dua pembalap yang mampu menang.”
Luigi ‘Gigi’ Dall’Igna yakin bahwa dengan Marquez bersama Bagnaia, dia mendukung rider yang tepat untuk memenangkan lebih banyak gelar dunia bersama Desmosedici. Dia yakin dengan kualitasnya, dan satu keahliannya membedakannya dari pembalap lain.
“Dia sangat bagus di tikungan kiri. Menurut pendapat saya, Pecco dan Marc berada pada level yang sama dalam hal pengereman. Terkadang yang satu lebih baik, terkadang yang lain,” pungkas insinyur berusia 59 tahun itu.